104. Menjenguk Cermin
Menjenguk cermin
Ada yang tak biasa darinya
Kebohongan
Mematut rasa bersalah
Aku menolak pamit
Pada doa yang berdenyut panjang
Dari rahim masa lalu
Cermin terus menerus mencoba rasuk
Mencari rute menuju thalamus
Siapalah aku ini?
Yang lahir dari jalan pintas rindu
Menyerah hanyalah jalan paling cepat menuju sepi
Cermin dan aku masih berdebat
Siapa yang lebih cepat lahir
Hingga layak disebut "kak"
Aku menghela napas panjang
Sepanjang waktu yang kuhabiskan mencari alamat
Rumah singgah pedalaman sunyi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
keren bu
Terimakasih