114. Menuju Batu, Mencari Biru
Menuju Batu, Mencari Biru
Keluar dari huru hara kota
Jalan menanjak ke langit
Meluncur turun ke hatimu
Matahari tak tampak
Kabut menutup kenangan suram
Tetes gerimis luka habis diminum sepi
Diiringi orchestra tonggeret
Sepanjang jalan membelah belantara hutan
Ada bayang yang terus tergambar dalam ingatan
Berhenti di titik tertinggi
Menghela napas seperti naga
Melenggangkan pandang ke sepenjuru melankoli
Jalanan licin menghajar pemimpi
Menjatuhkan kecemasan
Sudahlah, jangan bermain dengan hati
Sesampainya di Batu
Hatimu membeku, bukan lagi untukku
(Catatan perjalanan Soerabaia-Batu lewat Cangar)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren bu. Inspiratif dan semakin oke
Terimakasih bapak