19. Merindu Saudaraku (Part 1)
Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, saya pernah berteater. Dari sana saya belajar menjadi “gila”. Perlahan-lahan saya mengerti bagaimana seniman berjalan. Akhirnya saya paham, mengapa mereka tak pernah sepikiran dengan orang-orang yang mengira dirinya normal. Seniman itu musti jenius walau terkesan ngawur. Tapi bukan itu yang akan saya bahas tapi perkenalan saya dengan orang-orang peka. Peka pada kondisi sosial dan hati. Salah satunya yang pernah saya lupakan adalah Lig. Kawan-kawan bilang kami mirip secara fisik, nyatanya kami juga punya hobby yang sama yaitu menulis puisi.
Dia gadis muda dari Jawa Tengah, sengaja tak kusebut kota asalnya. Dia menulis lebih lembut daripadaku. Pemilihan diksinya sederhana tapi mengena sedangkan aku memilih bersembunyi dalam simbol-simbol. Entah berapa purnama kami tak berjumpa tapi kemarin aku kembali menemui tulisannya. Di kumpulan buku puisiku dia pernah mengadu. Sekedar informasi, dia memanggilku Zie.
AKu Lelah
To : Zie
Deras derai-derai badai malam itu
Membawa hanyut hatiku berlalu
Membiarkan teriakanku keras membatu
Jiwaku tersapu
Aku tahu Zie,
Hanyutnya kalbuku buatmu kalah dalam lomba lari kita dulu
Bahwa aku akan melangkahimu
Nyatanya Zie,
Badai malam itu membawaku
Terseok-seok jatuh tersungkur tersedu
Tanpa mampu kau tolong aku
Zie,
Aku kalah darimu
Derumu, desahmu, kobaran jiwamu
Semua di diriku longokkan bibirku
Aku mengagumimu…
Dariku untuk Zie
Zie,
Jika kusambut tangan hangatmu
Serasa seribu meteor soraki kita
Kala kupandang mata bulatmu
Sepertinya api semangat menyala dari sana.
Ini Zie,
Warna merah untukmu
Agar semangatmu tak layu
Segar seperti mawar tersapu bayu
Tegak laksana tiang dihantam salju
Juga ini Zie,
Warna biru buatmu
Biar hatimu selalu padu
Lurus bak jalanan tanpa batu
Hanya ini Zie,
Dariku kepadamu
Dan buatku untukmu
Jaga sampai kutanyakan kembali padamu…
Di halaman puisi ini aku hancur. Setelah semua yang kita lalui, bagaimana mungkin kita saling melupakan? Maaf hari ini aku berwarna abu-abu. Dimanapun, aku merindukanmu.
Surabaya, 17-03-2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar