22. Merindu Saudaraku (Part 4)
Penantian panjang
Desah
Nafas panjang isyarat kelelahan
Dan tinggal sejenak
Selonjorkan kaki dan lengan
Menapak lembaran hitam
Di awan yang tampak mega
Sirat menyirat gambaran awan
Bagai coretan di sudut penantian
Panjang dan melelahkan
Menggema di relungnya jiwa yang rentan
Yang kutahu,
Bahwa suram karena nafas terhenti
Bukan kahir hidup dan mati
Namun istirahat sejenak
Demi berlanjut dan hanya untuk
Sebuah penantian panjang.
Jangan Sesal
Aku ingin menghampirimu
Dengan seribu cinta yang biru
Yang kujamin tak pernah luruh
Tersaput gelombang dan badai keruh
Namun tangan hanya sampai disini
Tak sanggup menggapaimu lagi
Terserah jika kau mau pergi
Sudah berjalan kulangkahi sendiri
Tak perlu kau tengok lagi
Kembang ini tak guna dihinggapi
Disana masih banyak mawar merekah
Yang menantikanmu hingga senja mendesah
Aku,
Hanya hinggapan
Tak usah kau sesalkan
Tak perlu kau kasihan
Buang saja sudah sisihkan
Aku bisa berdiri dan berjalan
Menggapai cinta Tuhan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar