ONE DAY TRIP PART-2 (SURABAYA-BLITAR)
ONE DAY TRIP PART-2 (SURABAYA-BLITAR)
Masih tentang nge-trip a.k.a jalan-jalan, kali ini tujuan perjalanan saya agak menjauh ke ”Blitaria Raya”, plesetan dari Kota Blitar. Sebenarnya saya pernah menghabiskan masa kecil disana hingga lulus SD tepatnya di kecamatan Wates kabupaten Blitar namun saya justru belum pernah jalan-jalan ke kota Blitar. Aneh kan?
Perjalanan saya masih dengan Kereta api yaitu dengan Kereta Rapih-Dhoho Jurusan Surabaya-Blitar untuk rute pergi dan KA Penataran Jurusan Blitar-Surabaya lewat Malang untuk rute pulang. Sepertinya KA Penataran dan Rapih-Dhoho itu sama hanya beda di rutenya saja. KA Penataran berangkat dari Surabaya lewat Malang berhenti lama di Kota Blitar lalu melanjutkan perjalanan lewat Kertosono kembali ke Surabaya. Sedangkan KA Rapih Dhoho berangkat dari Surabaya lewat Kertosono berakhir di Blitar, istirahat sejenak lalu melanjutkan perjalanan ke Surabaya melewati Kota Malang. Jadi jalur mereka memutar, jadi jika kalian start dari Surabaya Kota terserah mau memilih kereta yang mana karena kedua-duanya akan sama-sama berhenti di Kota Blitar. Jika berangkat dari Surabaya-Gubeng atau Wonokromo saran saya pilih KA Penataran saja.
Saya mengambil jadwal keberangkatan pertama yaitu pukul 04.30 pagi ba’da Subuh. Saya memutuskan membawa motor sendiri ke stasiun agar tidak merepotkan saat pulang nanti karena kemungkinan kami baru sampai pada pemberhentian terakhir sekitar pukul 23.12. Beruntung anak-anak semangat bangun pagi tanpa drama. Perjalanan kali ini benar-benar bonek karena kami buta arah hanya berbekal info dari google.
Sampai di Stasiun Blitar, saya mencoba memesan transportasi online ke Kampung coklat tapi ternya tidak ada yang nyaut. Keluar dari stasiun ternyata kami disambut oleh banyak bapak bajai dan mobil carteran. Beruntung kami bertemu mas-mas baik hati tapi sangar karena penampakan tatonya agak serem. Si Mas-nya dengan sabar dan telaten menjelaskan siapa dirinya dan apa yang ditawarkan olehnya. Bayangkan saja satu Mas bertato lawan 6 emak-emak rempong, betapa beratnya penderitaan Si Mas-nya melayani segala keriwehan kami.
Intinya Si Mas memang saban hari nge-tem disitu pake Avanza buat nganter turis lokal seperti kami seharian ke semua tempat wisata yang kita mau dengan biaya Rp.300.000,-/hari (bisa ditawar) sudah termasuk biaya parkir. Kalo dihitung-hitung ya lumayan murah, misal semobil bertujuh berarti hanya Rp43.000/orang daripada pesan pake aplikasi onlen berkali-kali ke setiap tempat wisata. Plusnya kalo dapat sopir sabar kaya Si Mas Tatoan, kalian bakal diberi arahan harus kemana dulu biar ga muter-muter dan hemat waktu. Kami hanya memilih 3 tempat saja karena keterbatasan waktu yaitu Kampung coklat, Makam Bung Karno dan Kolam renang Sumber Udel.
Kampung coklat menawarkan berbagai olahan coklat mulai dari minuman, makanan dan segala macam olahan cokelat lainnya. Disana juga banyak tumbuh pohon cokelat, bagus untuk edukasi anak-anak. Spot fotonya juga banyak dan menarik terutama untuk penggemar selfi. Tiket masuknya hanyaRP.5.000,- per Orang. Terdapat masjid yang lumayan luas dan bersih. Untuk anak-anak tersedia banyak sekali permainan dengan harga yang bervariasi mulai dari mobil-mobilan, memanah sampai mini swimming pool.
Tidak banyak yang bisa saya ceritakan tentang Makam Bung Karno karena saya harus ribut –ribut dengan anak saya yang ga suka lihat makam katanya horror. Di sepanjang jalan menuju pintu keluar berjajar panjual kaos, souvenir, makanan dan oleh-oleh lainnya. Jangan lupa nawar ya buibu! Sebelnya jalan yang harus kami lalui berkelok-kelok dan berasa jauuuh seperti pintu keluar dari Borodurur. Oleh-oleh yang paling laris dan murah sisitu adalah belimbing dan nanas tapi saya lupa harganya. Haha…
Terakhir adalah tempat favorit anak-anak yaitu kolam renang sumber udel. Tiket masuknya lumayan terjangkau, airnya lumayan bersih dan nyaman pastinya. Selesai dari kolam renang kita langsung cus ke Stasiun karena takut telat tapi eh ternyata masih sempat juga makan Bakso di sekitaran sana. Seandainya kita masih punya waktu Mas-nya masih mau antarkan kita ke Kampung Indian dan Kampung Sakura, sayang banget.
Mudah-mudahan lain kali bisa kesana lagi. Bye Britaria Raya!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aku juga suka naik KA kalau bepergian...
awalnya anakanak yang pengen bu lamalama keterusan karena nyaman
nggih pak, penting itu
jalanjalan untuk merefresh kembali otak kita ya bu