141. Seruni
Seruni memasukkan baju seragam lusuhnya ke dalam tas pemberian Bu Guru Sasya. Disembunyikan tas itu di sebelah gedung tua tak terawat dekat stasiun. Bocah perempuan berusia sepuluh tahun itu berjalan menyusuri kafe sepanjang jalan untuk meminta-minta. Dia baru akan pulang jika merasa cukup. Cukup untuk makan dan membeli obat untuk neneknya. Tak pernah ia ingin mendapat lebih karena dia masih punya rasa malu. Dia terpaksa mengemis sebab neneknya sakit, sedang ibu dan ayahnya sudah meningga.
Siang sangat terik, Seruni berteduh di bawah pohon di trotoar. Dia belum makan siang. Dipandangnya seorang lelaki yang duduk sendiri di teras café. Dengan malu-malu dia meminta recehan. Lelaki berusia sekitar tiga puluhan itu iba. Banyak hal ditanyakan kepada Seruni tantang alasannya meminta-minta. Setelah lama berbincang, Seruni dihadiahi dua paket makan siang ditambah beberapa rupiah. Bocah kecil itu sangat girang, dia memutuskan untuk langsung pulang.
Di rumah reot yang hampir ambruk, nenek Seruni terbaring lemah. Tubuhnya kurus hanya menyisakan tulang. Dengan sabar Seruni menyuapi neneknya dengan ayam goreng mahal. Yang tak diketahui Seruni adalah Lelaki tadi membuntutinya sampai ke rumah. Ketika ia mengetuk pintu Seruni terkejut. Lelaki muda itu tak kalah terkejut saat menyapa nenek Seruni. Ternyata dia adalah ibu dari mantan kekasihnya yang kabur dulu. Dari situ akhirnya dia tahu bahwa Seruni adalah anaknya. Sejak itu Seruni tak pernah mengemis lagi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kisah yang membahagiakan...keren Bu Ita
Terimakasih bapak
Alhamdulillah, akhirnya Seruni bertemu ayah kandungnya
Iya. Terimakasih sudah mampir bu. Salam literasi.
keren banget bunda, salam literasi dan sukses selalu
Terimakasih. Salam literasi