Surabaya Bedhidhing

Beberapa hari ini cuaca Surabaya mendadak dingin terutama di pagi hari. Sampai-sampai saya enggan bangun. Auto jatuh cinta dengan selimut. Kata teman-teman sih, suhu dibawah 28 derajat celcius. Di Area Sidoarjo yang tetanggaan dengan Surabaya suhunya anjlok di kisaran 23 derajat. Orang tua saya bilang Bedhidhing. Padahal biasanya Surabaya selalu hot-hot potato alias panas kenthang-kenthang. AC disetel 16 derajat saja bocah saya masih sambatan sumuk.

Ibu saya bilang Mongso Bedhidhing seperti ini waktunya kembang mulai bermekaran. Ah, masa iya? Bukannya malah meranggas ya? Saya yang dua belas tahun tinggal di desa enggak ingat. Yang saya tahu Bedhidhing itu tanda dimulainya musim kemarau. Itu juga tahunya dari internet (ha..ha..please don’t laugh). Jadi enggak ada hujan bulan Juni seperti judul puisinya alm. Sapardi. Eh, tapi sekarang kan Juli ya?!

Siang hari Surabaya tetap panas Sob. Tapi enggak sepanas hati emak-emak yang suaminya digoda pelakor. Tadi siang di Surabaya Utara kata GPS Map saya, suhu sekitar 32 derajat celcius. Wajar lah. AC setengah peka saja cukup mendinginkan suasanya hati apalagi ditambah romantisme Oppa Lee Min Ho dan Kim Go Eun. Wes, betah poko’e.

Dulu Almarhum Embah saya yang asli Malang mau nginap di Surabaya ya pas Bedhidhing begini sebab adem katanya. Kalo ga bedhidhing pasti ra iso turu. Sekarang Malang juga panas sob, terutama siang hari. Bahkan di Desa saya yang dekat Stadion Kanjuruhan itu. Ah, sudahlah saya mau menyusup ke dalam selimut dulu. Adem.