159. Tangan Yang Mengatup
Setelah rebah dalam gelisah
Senja ini kucium tanah basah
Menengadah menatap langit
Berharap bertemu hadap di Singgasana
Wahai pemilik Maha Cinta
Aku mengatupkan telapak tangan
Bersedekap dalam gundah
Kupasrahkan jalan menuju sebuah keajaiban
Aku menyesal terlalu lama mengabdi
Pada sebuah kata bernama keinginan
Aku lupa pada kekuatan semesta
Yang leluasa menenggelamkan cipta
Aku sempat berhenti mengistirahatkan hati
Tak tahu arah menuju pemberhentian
Aku sempat berpikir bahwa waktu dapat dibeli
Lupa bahwa ada tanda titik di ujung nadir
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar