Ita Fauzia

Pengikut Muhammad SAW, Pengagum Al Fatih, Penggemar Sheilla On 7even, Penikmat Kopi, penyuka Rotiboy. Tidak pilih-pilih bacaan tapi pemburu buku diskonan ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Terpaksa Mendua

Terpaksa Mendua

Mengenal gurusiana sejak dua ribu delapan belas akhir bukan berarti saya langsung aktif di dalamnya. Mulanya saya hanya ikutan daftar saat dihimbau oleh panitia SAGUSABU MWCX di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Kurang menarik secara visual, itu pendapat saya dulu. Sebelumnya saya pengguna “siana” lain yang kata Pak CEO Media Guru dijadikan ide awal pembuatan gurusiana. Dan saya hanya bilang “oh” dalam hati.

Kenapa saya tidak segera tertarik menulis disini, sebab saya tipe setia. Sunnguh. Saya aktif di “siana” yang lain sejak 2011, sudah pernah mengikuti beberapa lomba dan sudah pernah berhasil membuat antologi dengan penerbit mayor. Platform yang sudah besar, media yang luar biasa penggunanya, tampilan visual yang oke punya membuat saya betah dan cenderung membanding-bandingkan.

Suatu hari saya mulai berpikir untuk mendua setelah berseberangan pandangan politik dengan banyak pengguna disana. Naïf memang tapi yah, apa boleh buat. Saya bimbang tapi life must go on. Mendua adalah pilihan saya. Saya butuh tempat lain untuk corat-coret. Akhir dua ribu sembilan belas, dua “siana” ini mengadakan lomba. Di hari yang sama, satu hanya iming iming sertifikat, satunya lagi uang tunai. Celakanya saya agak “kemaruk” sehingga saya ambil dua-duanya.

Tantangan menulis sembilan puluh hari cukup menarik perhatian saya. Sebab saya bukan tipe penulis disiplin. Dulu, saya nulis ya nulis aja. Suka-suka, kapan saja. seenaknya. Tidak ada batasan, mau misuh-misuhpun enggak ada larangan. Bebas. Vulgar. Apalagi background saya ini anak teater (ngaku-ngaku saja), sudah terlalu bebas bahasanya. Di gurusiana tidak begitu. Saya entah kenapa membatasi diri, sadar diri karena membawa nama profesi. Menurut saya pribadi ini cara terbaik mendewasakan diri.

Saya tidak terlalu tertarik dengan imbalan sertifikat atau piagam atau apalah karena saya lebih tertarik pada uang tunai. Hmm, bercanda tapi serius. Jadi saya tidak kecewa saat terjerempab jatuh di hari ke 34. Tidak perlu ditangisi, tidak perlu drama, tidak perlu curhat sana-sini. Cukup bangun, bangkit dan mulai lagi. Apa susahnya? Sudah banyak drama korea bersliweran di TV tidak perlu ditambahi, bikin mual saja.

Mengikuti tantangan ini mewajibkan share ke FB MGI artinya saya harus mampu bersosialisasi juga dengan member lain. Beruntung saya punya pengalaman menjadi member di grup yang lebih ekstrem dari ini. Di grup lama saya, olok-olok dan caci maki sudah menjadi makanan sehari-hari. Ternyata, di grup sedamai ini ada drama juga. Saya ingat, pernah tersenyum saat ramai penggunaan panggilan “fulgoso”. Heboh sampai menimbulkan pro dan kontra. Ternyata ramainya seperti sinetron azab kubur. Yang terbaru “follow-unfollow” yang lucu. Hal-hal seperti itu tidak bisa diatur. Sama seperti hidup, kita tidak bisa memaksa semua orang menyukai kita, pasti ada yang benci. That’s a life.

CEO Media Guru memang luar biasa. Selain karena ikut memberi contoh menulis tiap hari, juga selalu berusaha mencari ide untuk mengembangkan grup. Salah satu ide yang saya suka adalah SKSJ (Saling Kunjung Saling Sanjung). Sebagai penulis yang belum matang walau sudah lama corat-coret, saya turut merasakan manfaatnya. Merasa dihargai dengan komen dan banyaknya view. Dan ternyata itu lebih berharga dari uang. Ups, ralat uang tunai lebih berharga di masa pandemic ini.

Yang paling penting dari semuanya adalah banyaknya ragam tulisan yang bisa saya baca. Otomatis menambah wawasan dan kosata kata. Satu yang paling saya suka sejak zaman dahulu kala adalah puisi. Entah bagaimana terus berkembang tanpa cukup bisa memuaskan hasrat saya. Saya tidak bermimipi menjadi sehebat Poe, sebombastis Blake, seromantis Shakespeare atau sekeren Sapardi. Saya ingin menjadi diri saya sendiri tapi bahkan belum paham, siapa saya ini.

Saya tidak terkejut menemukan tulisan-tulisan bagus sebab saya tahu seorang guru yang baik sedikit banyak pasti membaca. Saya sendiri tidak pernah merasa sudah bisa menulis bagus. Tidak pernah puas dengan tulisan saya sendiri setelah membaca tulisan member lain yang lebih bagus. Iri, iya, dalam arti yang baik.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hebat.semoga selalu jaya

11 Jun
Balas

Terimakasih

11 Jun

Mantap !! Semoga masuk kategori

11 Jun
Balas

Amin. Terimakasih.

11 Jun



search

New Post