Tips Menghadapi Tukang Bully
Hari ini lagi-lagi mendapat WA dari walimurid bahwa Si Fulan telah membuli putranya hingga tidak mau sekolah lagi. Mulanya Si Putra memang izin tidak masuk sekolah sejak hari Rabu, walau tanpa surat dokter, surat izin orang tua saya anggap cukup. Sakit demam memang marak terjadi di musim seperti ini. Setelah demam turun Putra beralasan sakit perut lalu sakit kepala. Dari situlah orang tua yang single parent itu menaruh curiga, apalagi berita bullying yang berujung celaka dan bunuh diri berseliweran di media sosial. Tentu Si ibu menjadi was-was.
Mendadak Si Ibu yang parno menjadi ratu drama, takut ini itu sampai ingin memindahkan sekolah anak. Saya mulai tidak sabar dengan perdebatan yang "ngalor-ngidul" sebab Si Ibu sedang panik akut. Singkat cerita saya hanya bisa berpesan agar tidak selalu menyalahkan Pembully, mulailah ajarkan anak-anak kita membela diri saat dibully. Menurut pengalaman saya anak-anak Pembully biasanya juga korban. Bukan korban bully tapi korban keadaan keluarga inti yang kurang harmonis. Tidak semuanya namun kebanyakan anak tukang bully yang saya hadapi memiliki keadaan seperti itu.
Berikut beberapa tips membela diri dari tukang bully:
1. Bertemanlah walau hanya dengan satu orang.
Biasanya pembully menyasar anak-anak introvet yang hobi menyendiri.
2. Tatap matanya, jangan menunduk, jangan mundur, jangan menunjukkan rasa takut.
Ajarkan pada anak-anak untuk percaya diri, bersikap berani walau sebenarnya gemetaran. Kepalkan tangan untuk menguatkan diri, rapatkan gigi atas bawah agar rahang terlihat kuat dan kelihatan seperti superman.
3. Jika memungkinkan daftarkan anak-anak ke kelas bela diri seperti pencak silat, jujitsu, kempo dll.
Ini penting bukan hanya untuk menghindari bullying namun juga bermanfaat untuk kebugaran badan. Ilmu beladiri ini akan berguna hingga kelak mereka dewasa.
4. Jangan diam tapi jangan melawan.
Biasanya tukang bully itu cemen sukanya keroyokan. Jarang ada yang berani one by one. Diam saat dibully akan membuat mereka merasa benar, melawan dengan fisik maupun verbal hanya akan membuat ank-anak menjadi bahan ejekan dan bulan-bulanan. Cara alternatif nya adalah mengiyakan ejekan mereka. Contoh:
"Kamu jelek"
"Iya memang saya jelek, kamu cantik, terus kenapa? "
Dengan catatan ini hanya trik bukan berarti mengajarkan anak untuk merendahkan diri sendiri.
5. Sebagai orang tua bekali anak pemahaman tentang bullying dan dampaknya. Diskusikan bersama keluarga. Mintalah anak-anak terbuka. Minta pendapat mereka jangan hanya sekedar menasehati apalagi menggurui, belajarlah mendengarkan.
6. Mintalah bantuan orang dewasa/orang yang dapat dipercaya
Saat anak menjadi korban bully ajarkan dia untuk melapor kepada guru di sekolah atau orang tua di rumah. Jangan pernah abai karena akibatnya akan fatal. Jika kurang direspon laporkan kepada guru yang lain sampai ada tindakan.
Jika semua usaha itu dirasa tidak berhasil dan anak tetap dirundung maka share, viralkan.
Itu saja dulu deh, tips ini berdasarkan pengalaman saya sebagai korban bully dulu saat masih sekolah. Pertama kali pindah dari desa ke kota. Mudah-mudahan bermanfaat. Yang tidak setuju boleh komen. Monggo...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar