ivo gana rahayu

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

I am HOME (continue)

I am HOME

Sebuah kisah sebuah cerita. Berawal dari hubungan manis, bahkan sangat manis, hingga madu akan memuakkan pada puncak kenikmatannya. Hubungan ini tak berjalan seadanya, bahkan terkadang harus menyisakan tangis dan kecewa yang cukup mendalam. Oleh karena hubungan ini, aku tak akan lagi berpijak disini. Hubungan ini juga juga menjadikan aku kuat bahkan menjadi penguasa atas diriku sendiri. Mungkin aku terlalu muda untuk membahas sebuah perkawinan, ya… tapi itulah akhir dari hubungan ini, bahagia. Meski aku tahu suatu saat nanti akan ada sembilu yang akan menyayat merah hatiku.

Saat ijab qabul itu dibacakan, dengan mahar sebuah cincin dan seperangkat alat sholat. Aku resmi menjadi miliknya. Kekasih yang sudah 4 tahun aku kenal. Pada hari awal itu aku merasakan timbunan kebahagiaan menghimpitku. Saat aku menguakkan satu persatu kebahagiaan itu, ternyata aku sudah berada pada bibir jurang yang terjal. Dimana hanya ada aku dan kekasihku. Semakin hari aku berjalan, semakin dalam jurang itu, sehingga tiada waktu tanpa air mata dipipiku. Kesedihan dengan bangga berpihak padaku. Aku mau bahagia itu. Salah satu cara, aku harus lewati jurang itu. Dengan cara apapun. Aku harus berangkat dari jurang yang akan membunuhku. Selang berjalan waktu aku menemukan jalan keluar dari jurang itu, menemukan dunia baru, dunia yang belum pernah aku sentuh.

Ternyata kehidupan ini begitu panjang dan teramat panjang saat aku merasa sendiri, merasa sepi tanpa siapapun yang menemani, hanya secercah bahagia yang setia menemani jatuh nya air mataku. Tak sesiapa, bukan kau, mereka atau yang lainnya. Hanya hatiku yang tak mau menerima apa semua ini, yang terasa sangat menyakitkan. Akh.......Sudah lah, bukannya aku pesimis terhadap kenyataan ini, tapi hati ku terlanjur terluka, hatiku begitu peka terhadap sesuatu yang menyakitkan. Aku bukanlah manusia sempurna, yang punya hati sanggup untuk menampung semua perasaan yang ada, bukan. Aku hanyalah manusia biasa yang juga punya air mata, ya........mungkin hanya itu yang aku punya untuk ungkapkan semua ini.

Waktu memang tak pernah bisa untuk bertoleransi dengan keadaan yang aku punya, dia membiarkan tetesan ini jatuh hingga mengering, hingga tak bersisa untuk tangis berikutnya. Terkadang waktu juga tak bisa berhenti untuk bisa aku nikmati lebih lama kebahagiaan ini.

Dan jika semua keinginan kita harus terpenuhi, tapi kadang kala ada masa nya untuk hati yang ditanya, adakah aku bahagia.................ternyata kenyataan nya berbeda dari semua yang dibilang manusia, aku lebih bahagia saat seperti ini, mengikuti perasaan hati dan diimbangi dengan logika yang pastinya butuh pertanggung jawaban atas semua resiko yang diambil.

Ya............Dunia ini butuh kematangan emosi dan Keimanan, yang bisa diandalkan untuk bisa tetap nikmati indah nya sinar nya mentari pagi, dan cerahnya malam purnama. yang kadang tak selamanya bisa muncul setiap malam. Ya...........itu lah yang ada saat ini. Semua rasa bermuara disini, disegumpal darah yang berdenyut ini. Yang jika tanpanya aku mungkin telah mati.

Jiwa yang hidup dengan kasih ini tak sanggup membiarkan kekasihnya pergi dan mati tanpa ada cinta yang patut dibanggakan. Begitupun Dunia ini tak sanggup membiarkan aku pergi tanpa sesuatu yang aku tinggalkan, aku punya...........dan aku berikan. Dan biarkan lah semua, menikmati semua keindahan yang ada. Tapi kadang kala ada masanya keindahan itu tak bisa kita nikmati, entah mengapa,,,,,,,,,,,,aku tak tau, oh tidak, bukan, hanya aku tak mau tau.

Hidup yang bagai roda berputar. jika berputar maka ada giliran untuk posisi kehidupan berikutnya. Jika tersandung maka roda akan berhenti, yang berarti mati.

Jalanku masih panjang, didepan ada cahaya terang yang akan kutuju. Meski kadangku temui ada jalan berliku dan berbatu, tapi aku harus punya nyali untuk lewati itu, masih ada yang akan membimbingku, yaitu Tuhanku, agar aku sampai di tujuan itu, dalam waktu yang singkat, selamat. Aku hanya ingin bahagia, dan membahagiakan sesiapa yang ada disekeliling ku.

Mimpi mimpi indah yang aku tata, dengan tekad bulatku, satu persatu akan kuraih. Jurang yang selama ini membelengguku tak menjadikan ku patah arang. Meskipun kesedihan datang dengan sembilu, yang siap menerkam ulu hatiku, mengoyak biru jantungku, tetap aku hadiahkan senyum terindah yang menjadikan aku tetap tegar menghadapi semua ini. Mempersiapkan aku untuk selalu dapat bersujud dan berdoa pada-Nya. Meluapkan tangisku, meratapi permohonanku, sehingga satu impian itu terlaksana. Meskipun aku baru bisa melihatnya dari jauh. Sujud syukurku, karena jika tiada haral melintang itu, tak kan kutemukan semangatku, tanpanya mungkin aku telah mati dihina mimpiku sendiri.

Akh…..andai teriakan ini keluar. Mungkin akan membahan diseluruh jagad ini. Lagi lagi aku terluka, dan teteskan air mata. Kesulitan hidup kini mengekangkudalam jeratannya. Oh My God. Berikan cahaya yang telah janjikan. Aku membutuhkannya untuk bangkit dari keterpurukan ini. Meski namaku tertera pada daftar kelulusan calon pegawai negeri didaerah ini, namun aku belum dapat mengenyam manisnya buah perjuanganku. Ingin aku mempercepat jalannya waktu, agar kurasakan semua itu.

Aku merasa terlahir kembali. Ada segunung kebahagiaan dibenakku. Namun seperti kesedihan tersimpan disudut hatiku. Lagi teriakan batin ini tak mampu didengar oleh nyamuk yang menari indah ditelingaku. Hidup memang akan selalu seperti ini. Kebahagiaan akan datang dengan sendirinya, meski ia takkan datang saat aku undang. kesedihan ini tak beranjak dariku, meski aku mengusirnya jauh. Sedih bahagia itu datang silih berganti, layaknya bumi mengelilingi matahari, setiap bagian mendapati tempat yang sama, disetiap pergantian posisinya.

Telah tiba dipenghujung bulan ini Januari 2009, esok akan lebih epat lagi waktu berlalu. Meninggalkan kenangan ini. Tetesan air mata tak pernah kering, entah sampai kapan. Kenyataan ini memeang pahit, bahkan teramat pahit. 6 bulan aku melewati perkawinan ini. Entah bagian episode mana aku sadar, aku tersenyum. Pada bagian mana aku meneteskan air mata. Aku tak ingat lagi, atau aku harus memohon kepada Tuhan, agar dapat memutar waktu kembali.

Ada segurat luka disini, yang kurasa kembali mengaga

Menciptakan air mata yang tiada mengalir

Meneriakkan tangis tiada suara

Aku rindu.......rindu masa dimana aku selalu dalam nafasmu

Rindu akan aku yang selalu jadi buah bibir mu

Seiring berjalan nya waktu, kita seperti tak lagi saling kenal

Menjadi kan kau dekat tapi tak bisa kudekap

Menjadikan kau disisiku tapi tak bisa kuraih

Apa ini

Seperti sayatan oleh pisau yang aku asah sendiri,

Bunuh diri

Dimana aku, terasing ditengah kebisingan ini, siapa aku diantara ribuan manusia

Cukup sudah aku tak ingin menagisi cerita ini, mungkin karena air mata ku telah mengering.

aku memikirkan tentang kita

Kau dan aku

Mau dibawa kemana lagi sedangkan aku telah sampai

Mau bercerita apalagi sedangkan kisah ini telah usai.

Seperti syair yang menyanyikan kalau matahari tak lagi bersinar, bintang tak lagi benderang, dan hujan tak lagi mendinginkan.

Aku

Aku

Ini Aku

Sudahlah dulu kau ada dalam setiap kalimat indah yang aku cipta,

Dulu kau pernah hadir dalam mimpi yang pernah kutata,

Waktu kita telah usai. Akhiri sajalah, semoga semuanya akan menjadi indah.

Mengapa setiap malam aku harus membaca mantra Tuhan. Agar mata ini dapat terpejam. Entah apa yang masih dipirkan benakku ini. Sehingga otakku merasa lelah untuk melakukan pekerjaannya. Aku capek. Meski aku telah terbaring dikasur yang kurang empuk ini. Lagian kelamnya malam tak dapat kutatap pekatnya. Aku terkurung dalam jeruji tanpa besi.

Aku lelah dengan rutinitas ini. Semua tanggung jawab rumah tangga ada dipundakku. Lebih lagi perkuliahan yang harus tuntas aku jalani. Inilah pengorbananku. Layaknya menanam pohon, kini sudah mulai berputik, bahkan hamper bias kupetik dan kutelan dengan manis. Lagi aku menanam pohon berikutnya, berharap kelak bisa aku tuai lagi. Semua butuh proses. Semoga hasil berlimpah. Hingga menjaikan aku terbaik diantaranya.

Tuhan telah memilihkan jalan sendiri sendiri. Tuhan memberikan rencana besar. Tinggal kita menuju jalan apa yang Tuhan kehendaki. Tuhan membimbingku untuk mencapai tempat terindah itu.

Aku seperti berada ditengah kehenungan. Kedamaian tak terhingga. Aku merinding akan kebahagiaan ini. Bahkan sempat meneteskan airmata. Aku terjebak dihamparan laut biru, tenang, anggun. Jiwaku tenteram, seolah aku berada dikesunyian terdalam. Tak seorang pun mendengar aku disini.

Hidup bagai 2 sisi koin. Kadang aku harus memilih dan sampai pada posisi yang diinginkan. Mengapa ada hitam kalau putih menyenangkan, mengapa ada sedih jika senang menggiurkan.

Sujud syukurku saat kabar gembira datang. Nomor Induk Pegawai itu bertulis namaku. Juga tanggal lahirku. Penempatan dinegeri gunung inilah yang menjadikan semua galau gundah gulana. Dengan seragam putih hitam kujajaki kantor pemerintahan tertinggi didaerah ini, menjemput SK ku. Ditambah lagi kebahagiaan ini dengan janinku, aku akan jadi seorang ibu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post