Saat ini hampir seluruh Desa di Indonesia memiliki anggaran berupa dana desa. Adanya anggaran ini, menuntut beberapa desa untuk menganggarkan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Salahsatunya adalah penggunaan dana desa yang dikelola oleh Bumdes (Badan usaha milik Desa), untuk usaha ternak atau usaha perikanan.

Oleh karena itu, dibutuhkan peranan dokter hewan pemerintahan daerah untuk membantu kegiatan itu. Hal ini bukan hanya dokter hewan sebagai pemberi surat keterangan kematian, jika ada kematian ternak atau ikan yang dibudidayakan, tetapi juga dapat menjadi narasumber atau sebagai pembicara dalam kegiatan pemberdayaan itu.

Sebagai contoh di Kabupaten Bintan, penulis telah beberapa kali menjadi narasumber untuk kegiatan budidaya ternak sapi potong di beberapa desa di Kabupaten Bintan. Bahkan, sebelumnya, penulis juga pernah menjadi penanggungjawab bagi kematian ternak di beberapa desa di Kabupaten Bintan.

Selain itu, kegiatan pemberdayaan juga dapat dilaksanakan oleh pihak kampus. Sehingga, dokter hewan juga memiliki peranan sebagai narasumber kegiatan pemberdayaan yang diselenggarakan oleh pihak kampus.