Iwan Kurnianto

Guru Matematika di SMP N 3 Bae Kudus. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Handphone Pintar dalam Genggaman Anak

Belakangan ini, handphone pintar menjadi salah satu komoditi yang tidak bisa dipandang remeh. Keberadaanya yang mendunia menjadikan nilai tersendiri di mata masyarakat luas. Tidak hanya bentuknya yang mewah, namun fasilitas yang di sediakan sangat-sangat luar biasa. Apa saja bisa kita lakukan melalui ini. Bahkan, hampir seluruh aktivitas manusia ditunjang peran handphone pintar, terlepas dampak yang dihasilkan.

Kini, seperti tak mengenal usia. Semua sepertinya menggandrunginya. Anak sekolah suka, pekerja lepas juga suka, dan pengangguranpun sama, tidak bisa jauh dari HP pintar.

Jika dulu, pengangguran akan cepat ketahuan statusnya karena tidak adanya aktifitas yang dilakukan. Anak usia sekolah akan cepat-cepat merebahkan badan untuk tidur selepas belajar. Ibu rumah tangga juga akan cepat-cepat istirahat selepas beres-beres rumah. Begitulah dulu.

Namun kini berbeda. Dengan adanya hp pintar terjadi pergeseran. Pun juga berpengaruh dalam perubahan berkehidupan. Serba tidak terdeteksi aktivitasnya. Karena sejatinya, aktivitas dengan hp pintarnya itu sangat melebihi kemampuan aktivitas dalam dunia sebenarnya.

Satu contoh saja. Anak didik saya di sekolah. Terdeteksi di sekolah sebagai sosok yang tenang, kalem dan biasa saja. Hampir seperti halnya anak-anqk lain pada umumnya. Karena memang semua guru yang mengajar memberikan penilaian yang sama. Tidak ada yang menonjol dalam nilai akademisnya.

Kemarin, ketika berkesempatan membagi raport anak tersebut. Kebetulan ayahnya yang datang. Karena kebetulan giliranya terakhir, saya gunakan kesempatan berbincang sementara waktu dengan beliau. Saya merasa aneh dengan sikap dan perilaku anak tersebut ketika ada di jam matematika maupun pembinaan wali kelas waktu dulu.

Waktu itu saya iseng mengajukan satu pertanyaan. Begini pertanyaanya: hal besar apa yang ingin kami lakukan dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan?

Ada yang ingin membahagiakan orang tua, ingin belajar rajin, ingin belajar supaya jadi dokter, guru dan lain sebagainya. Sayapun mengapresiasi jawaban masing-masing anak tersebut.

Saya tertarik untuk mengajukan beberapa pertanyaan kepada salah satu siswa yang kebetulan jawabanya "nyeleneh" dan seperti sedikit guyon. Tapi yang saya lihat ekspresinya serius. Jawabanya atas pertanyaan saya: Saya akan membuat robot di rumah untuk menjadi pembantu saya.

Saya awalnya mlongo. Pun halnya teman-teman yang lain malah menertawakan. Tapi tidak bagi saya. Jawabanya fantastis, walaupun sedikit jauh ekspektasinya.

Tiba-tiba bel istirahat telah berbunyi. Terakhir saya mengajar hari itu menyisakan tanda tanya besar. Karena esoknya sudah harus persiapan PAT (Penilaian akhir tahun) dan hari-hari berikutnya akan jarang saya bertemu denganya. Dan seperti biasanya, saya masih saja sering lupa untuk tindak lanjut rasa penasaran itu.

Hingga akhirnya, waktu penerimaan rapot itulah jawabanya. Rasa penasaran saya terjawab oleh orang tuanya.

Saya sebenarnya hanya menyampaikan bahwa anaknya itu sosok yang kadang aneh dan nyeleneh. Saya sampaikan bahwa anaknya pernah menjawan seperti yang pernah saya uraikan tersebut. Ayahnya ternyata tidak kaget. Malah berbicara panjang lebar tentang aktivitasnya ketika sedang tidak belajar.

Dalam dunia mayanya, dia tergabung dalam komunitas robotik baik anak-anak, dewasa maupun profesional. Tidak hanya tergabung saja, tapi aktivitasnya sudah direalisasikan dengan mulai merakit sendiri perangkat keras dan lunaknya. Berawal dari uang saku yang dikumpulkan dibelikan hp, selanjutnya berselancar dan berotodikdak belajar robotik, pada akhirnya bisa membeli sebuah laptop dengan spesifikasi tinggi. Lagi-lagi akan ia gunakan lagi laptopnya untuk mendukung aktifitasnya dalam dunia robotik. Dan orangtuanya bercerita, banyak temanya yang sudah SMA. Karena sehati dalam hobi mereka sering kumpul di rumahnya. Dan banyak lagi yang diceritakanya. Intinya, penasaran saya terjawab. Anak ini berpotensi besar. Idealismenya dalam masa depan sudah cukup menjadi modal awalnya.

Terakhir saya memberi saran, lanjutkan bakatnya. Di jaman sekarang, apa saja yang ditekuni dan penuh tanggungjawab pasti memetik hasil. Pun halnya hobi dan bakatnya. Saya hanya menyampaikan, di Kudus ada salah satu SMK yang saya yakin akan mengantarkan pada cita-cita besarnya. Dan saya tutup, bahwa memberi warisan ilmu tak akan pernah putus amalanya, apalagi diterima dalam bakat dan minat yang besar, kita hanya menunggu waktu untuk memetik hasilnya.

Solo, 24 Juni 2019

Bengkel pintu mobil nusukan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post