Iwan Kurnianto

Guru Matematika di SMP N 3 Bae Kudus. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kubonceng Istri Orang

Sore itu hujan turun tidak cukup deras. Entah kenapa istriku tiba-tiba minta diantar ke warung sate kambing. Sudah usul besok saja sebenarnya, tapi sudah begitu maunya. Maklum, hamil pertama. Akhirnya berangkat juga. Semantol berdua. Werrr, kami berangkat.

Setelah beberapa waktu berlalu, sampailah di depan warung. Alhamdulillah, warungnya masih buka. Kulihat tumpukan dagingnya masih banyak. Tak menunggu mesin mati, istriku langsung beranjak. Saya lihat hanya 2 orang yang antri. Berarti tak perlu turun dari motor.

Saya terbiasa kalau beli cuma sebentar, tak pernah ikut turun. Saya sengaja parkir sedikit maju supaya warungnya tidak tertutupi saya. Di pojok bawah pohon saya liat juga punya hobi sama, tak mau ikut turun ketika mengantar belanja. Kebetulan motor dan mantol juga sama. Tempat parkirnya saja yang berbeda.

Setelah beberapa saat menunggu, tak seperti biasanya istriku langsung nyelonong masuk mantol. Ah, pikirku karena masih gerimis pingin cepat-cepat pulang. Akupun sama, starter motor langsung tancap gas.

Di tengah perjalanan aku merasa ada yang aneh. Tak seperti biasanya istriku diam. Ah, biarkan saja, mungkin kesal porsi satenya tak sesuai permintaan. Saya terus geber motor hingga tak sadar kecepatan mencapai 90 km/jam. Makin aneh ketika istriku tak ngomel sedikitpun. Padahal, dalam situasi tak hujan kugeber 70 km/jam saja langsung ngomel.

Tiba akhirnya sampai depan rumah.

"Lho, kok mandek ngopo Pak? Tiba-tiba terdengar suara cewek dari belakang badanku. Seketika badanku lemes mendengar suara itu. Jelas bukan suara istriku. Apa yang saya pikirkan sepanjang perjalanan terjadi juga. Aku salah mbonceng istri orang.

Aku gak banyak ngomong. Aku langsung balik kanan. Kugeber lagi motorku hingga 100 km/jam. Setelah 20 menit, sampailah lagi warung sate itu. Kulihat istriku sudah memasang muka kecut di depan warung. Setelah cewek salah nyelonong tadi turun, istri gantian nyelonong masuk. Kali ini istriku juga benar-benar lain dari biasanya. Sepanjang perjalanan hanya diam. Sampai depan rumahpun langsung nyelonong masuk rumah. Dan kulihat, dua bungkus sate itu dilahapnya dengan emosinya. Tak menyisakan sedikitpun bagianku. Apes.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hahah...cerita mantul. Makannya hati2 Pak.

27 May
Balas

Iya Pak. Hehe

27 May



search

New Post