Oleh : Iwan K

"Jadi begini, Pak ceritanya." Kata Agus.

"Gimana, Gus? Tanya Pak RT serius.

"Saya 3 kali berusaha mudik, gagal terus, Pak. Kali ketiga saya menyamar sebagai ojek online, Pak. "

"Lho, Saya kira kamu memang ojol di kota."

"Bukan, Pak. Saya pesan baju ojol via online."

"Trus, kok bisa lolos terus, Gus?"

" Saya selalu bawa bolpoint, spidol, lakban, dan kertas HVS, Pak."

" Buat apa, Gus?"

" Nah itu dia, Pak. Saya pura-pura kirim paket, Pak. Isi paketannya adalah barang-barang saya sendiri."

" Lha terus?"

" Saya bungkus rapi dan saya tulis nama serta alamat palsu. Saya ganti nama dan alamat kiriman setiap masuk kota tertentu."

" Berarti kamu ganti nama dan alamat kiriman tiap masuk kota yang kamu lewati?"

" Iya, Pak. Makanya saya sedia peralatan lengkap itu."

" Hemmmm, kreatif juga ya, Kamu."

"Iya, Pak. Kadang, kreativitas muncul ketika kita dalam kondisi terdesak."

" Benar juga, Gus."

" Makasih, Pak."

" Makasih untuk apa, Gus?

" Sudah Bapak ijinkan masuk kampung."

" Eh, jangan salah. Harus protokoler."

" Maksudnya, Pak?"

" Eh, kamu masih ingat rumah Mbah Cobi?"

" Iya, Pak. Rumah kosong yang angker itu to?"

" Iya, Gus, kamu benar."

" Emang kenapa, Pak?"

" Itu tempat isolasimu 14 hari ke depan."

" Haahhh, serius, Pak?"

" Iya, Gus. Sementara kamu tinggal sendiri dulu karena kebetulan baru kamu yang berhasil mudik di kampung ini."

" Alamakkkkk, mampus aku, Pak."

'' Gakpapa, Gus, uji nyali. Nanti dapat jatah makan 3 kali sehari."

" Aduh, Makkkkk, ampunnnn........"

The End.