Tong Sampah
Lereng Gunung Agung, 29 Juli 2017
TONG SAMPAH
Hari Sabtu cuaca tidak bersahabat. Hujan gerimis sejak pagi hari. Udara terasa dingin menyengat tubuh. Aku malas bangun. Aku ingin rasanya terus berada di tempat tidur.
Tugasku sebagai abdi negara harus dijalani. Aku paksakan diri untuk bangun sambil menyanyi lagu Bangun Tidur mengingat masa kecil sekoahku.
Pukul 07.00 Wita aku berangkat ke tempat tugas. Jarak ke sekolah cukup jauh dari rumahku, kira-kira 15 kilometer. Gerimis hujan belum terhenti. Aku berpacu menembus gerimis dengan motor tuaku.
Sawah ladang kulewati sepanjang perjalanan. Aku lihat para petani sudah bekerja di sawah dan ladang. Mereka bekerja dengan semangat. Aku terkagum dengan perjuangan mereka.
Batu-batu kecil kulalui dalam perjalanan. Seolah-olah batu dan kerikil itu menguji semangatku. Sanggupkah aku jalani semua ini? Batinku berbisik : “Jangan menyerah! Lihat di sana mutiara-mutiara kecil telah menunggumu.”
Waktu terus berlalu, setelah menempuh perjalan sekitar 30 menit, aku sampai di sekolah. Anak-anak bersorak menyambut kedatanganku, lalu mereka memberi salam dengan ucapan Om Swastiastu, karena semua siswa di sekolahku beragama Hindu. Aku pun membalas salam anak-anak dengan ucapan Om Swastiastu juga.
Anak-anak berkumpul di halaman sekolah. Mereka melakukan puja Tri Sandya, yaitu sembahyang tiga kali dalam sehari. Aku pun berdiri di belakang anak-anak ikut sembahyang bersama.
Sembahyang telah selesai dilakukan. Aku memberi pengumuman, bahwa akan ada datang mahasiswa yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sekolah. Anak-anak menyambut dengan gembira dengan dihiasi wajah tidak sabar.
Aku masuk ke ruang kerja, mengerjakan admistrasi sekolah dan persiapan perangkat pembelajaran. Tiba-tiba salah seorang guru mengetuk pintu, melaporkan bahwa mahasiswa KKN sudah datang. Lalu aku menemui mereka dan mengajak ke ruangan kelas 6 tempat anak-anak berkumpul.
Anak-anak sudah duduk di bangku masing-masing. Tampak wajah mereka senang bergembira. Apalagi ada mahasiswa perempuan, selama ini mereka tidak pernah melihat guru perempuan di sekolah.
Mahasiswa mengenalkan diri kepada anak-anak. Mereka akan memberikan pelajaran tentang pemilahan sampah dan cara cuci tangan. Bahwa saat ini menjadi isu dunia adalah tentang pemanasan global.
Salah satu mahasiswa perempuan memberikan materi tentang pemilahan sampah, yang terdiri dari sampah organik dan unorganik.
Sampah organik adalah sampah dari tumbuhan dan bisa dijadikan pupuk. Sedangkan sampah unorganik adalah sampah yang berasal dari plastik atau kaca dan tidak bisa dipakai pupuk. Sampah unorganik merusak kesuburan tanah.
Anak-anak pun manggut-manggut sambil mencatat penjelasan mahasiswa. Salah satu siswa bertanya : “ Bu cantik, mau ya mengajar di sekolah kami? Di sini tidak ada guru yang cantik.” disambut gelak tawa teman-temannya. Mahasiswa menjawab : “ Oo, kenapa tidak ada guru cantik?” jawab mahsiswa. “ Tidak ada guru perempuan, Bu?” jawab anak-anak serentak.
Mahasiswa tersenyum, memberi harapan kepada anak-anak bhawa suatu saat pasti ada guru perempuan. Materi tentang pelajaran sampah dan cara cuci tangan telah selesai. Mahasiswa memberi bantuan tong sampah berwarna hijau dan kuning. Selain itu juga diberikan pamflet yang berisi tulisan tentang cara cuci tangan.
Acara telah selesai dengan penyerahan tong sampah dan pamflet cara cuci tangan. Aku mengucapkan terimasih kepada mahasiswa atas bantuan dan pencerahannya kepada anak-anak.
Semoga apa yang telah dilakukan oleh mahasiswa, walau dalam bentuk kecil akan berdampak besar terhadap kelestarian lingkungan. Karena dengan pemilihan sampah kita bisa menyelamatkan kesuburan tanah demi kelangsungan mahkluk hidup di dunia ini melaui tong sampah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Betul sekali pak..inspiratif dan memotivasi keren..berawal dari yang terkecil dan termudah namun terkadang sulit dilakukan.. Semangat berkarya pak..
Trimakasih Mbak, terkadang sulit kita untuk memulai, ayo maju sagusabu!