ANTARA ONLINE DAN OFFLINE

Widayati. M.  Pd. 

Sempat mendengar kabar dan berita bahwa awal semester kedua sekolah mulai masuk kembali. Benarkah? Entahlah. 

Antara bahagia dan sedih muncul jadi satu. Sebagian besar orang tus murid dan muridnya sendiri  pun mungkin merasa bahagia jika sekolah sudah bisa masuk kembali seperti dahulu. Jujur sangat tidak efektif belajar dari rumah. Sebab banyak materi Dan soak yang tidak dimengerti terpaksa harus dikerjakan. Otomatis berbagai cara yang tidak halal pun dilakukan.

Sedih atau lebih tepatnya mungkin khawatir. Amankah kita bersekolah saat boleh masuk nanti? Bukankah cofid19 masih merajalela? Tidakkah itu akan menimbulkan korban baru? Apakah pemerintah akan bertanggung jawab seandainya anak-anak kita menjadi korban? Dan berbagai pertanyaan lainnya sempat muncul dalam benak diri ini.

Wacana tentang masuk sekolah di semester kedua nanti memang belum pasti. Surat keputusan dari pemerintah pun belum ada. Artinya masih memungkinkan tetap belajar online atau bahkan offline.

Seandainya sekolah offline tetap muncul ketakutan ketakutan seperti tadi. Namun bila melihat fakta bahwa saat ini di masjid, di pasar, di mall, dan di mana-mana sudah berlaku seperti biasa, ada rasa iri untuk bisa melakukan aktivitas seperti biasa juga di sekolah.

Tetapi kadang kadang terpikir juga bahwa penghuni di mall, di pasar,  di masjid, atau di tempat lainnya Berbers dengan di sekolah. Di sekolah mayoritas penghuninya adalah anak-anak yang notabene mereka bisa menjadi penular dalam masalah cofid19. Sementara di pasar, di masjid, di kantor-kantor yang lain para penghuninya adalah orang dewasa, orang yang produktif bekerja. Mereka orang-orang yang memiliki antibodi lebih baik daripada anak-anak. 

Ah ...  entahlah. Toh keputusan itu belum pasti. Kita masih menjalani belajar dari rumah sampai Desember ini. Kita berdoa saja semoga yang terbaik yang bisa kita lakukan.  Kalau pun harus offline ketika belajar di sekolah, semoga kita bisa mengikuti protokol kesehatan secara ketat.

Apapun yang akan kita lakukan di bulan Januari nanti tetap syukuri dan tetap sabar dalam menjalani kehidupan yang masih belum normal sepenuhnya seperti biasa saat cofid19 belum ada di dunia ini.

Jakarta, 26 November 2020