PAKETT ...

Widayati, M. Pd.

Pakeett ....

Keadaan di luar terasa panas. Jam di dinding menunjukkan pukul 14.10. Saat kita berjalan keluar sinar matahari terasa panas menyengat sekali.

Kami beberapa orang dalam rumah sedang rebahan di dalam satu ruangan keluarga. Ada yang mendengarkan ceramah lewat YouTube, ada yang sedang baca-baca buku, dan ada yang mendengarkan materi pembelajaran bahasa Arab. Pun ada yang sedang tertidur.

Rebahan di ruang keluarga ditemani kipas angin yang memberikan kesejukan sepoi-sepoi membuat mata ini lama-lama tertutup. Hingga akhirnya terbuai dalam mimpi. Dan lima orang di ruang keluarga itu nyaris semuanya tertidur ketika samar-samar terdengar ketukan pintu pagar.

"Paket ... paket ..."

Rupanya tukang paket yang datang. Biasalah paket datang ke rumah kami hampir dua hari sekali. Memang ada beragam barang pesanan karena salah satu diantara kami mempunyai usaha jualan online dan kebetulan nama toko yang dipakai adalah Azka olshop Azka adalah nama ponakanku.Yang punya usaha jualan adalah mamanya Azka atau adik kandungku.

Dengan demikian kami lebih sering meminta Azka yang menetima paket bila ada paket yang datang.

"Azka olshop'" begitulah suka tidak suka, mau tidak mau hanya Azra selalu menjadi juru terima setiap ada paket yang datang. Karen paket itu selalu ditunjukkan untuk Azka olshop.

Maka siang itu kami yang sempat sedikit terkulai menahan rasa kantuk asyik dengan aktivitas masing-masing ditemani hembusan angin dari kipas angin yang ada di depan kamu. Aku yang setengah sadar mendengar dengan jelas suara pintu pagar diketuk-ketuk.

"IItu ada paket azka," kataku sambil kembali tiduran.

Dengan bersegera Azka bergegas keluar membuka pintu seraya berkata iya tunggu ..."

Lama kami menunggu Ia datang dan balik ke dalam; Hampir seperempat jam baru ia balik dengan muka cemberut.

"Orang paket bukan buat aku, bukan buat Azka olshop."

"Oh bukan ya? Tetapi tadi deket banget suaranya seperti mengetuk-ngetuk pintu pagar rumah kita," kataku. Seraya membela diri ia mengataka.

"Orang itu buat rumah depan, rumahnya Kak Hugo katanya sambil Beranjak Pergi sabar diatas.'"

Rupanya suasana siang itu yang nyaris Kyami semuanya terlena dan tertidur membuat kami tidak bisa membedakan ketukan pintu pagar di rumah kami dengan ketukan pintu pagar di depan rumah kami. Dan akhirnya kepoanakanku yang jadi korban kesalahan tersebut.

Jakarta. 3 Desember 2020