Iwi Dayati

Assalamualaikum wr wb Perkenalkan nama saya Widayati, M.Pd. Saya seorang guru yang mangampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Saya menjalami profesi gur...

Selengkapnya
Navigasi Web
115 Anaj Inkusi
#TagurbH115

115 Anaj Inkusi

ANAK INKLUSI

Widayati, M. Pd

Anak Inklusi

Mendidik anak ABK atau anak berkebutuhan khusus jelas berbeda dengan anak normal pada umumnya. Butuh kesabaran dan semangat yang tinggi serya ketelitian dalam menghadapi mereka.

Terkadang hati kecil masih mengatakan ini sekolah umum harusnya mereka bisa beradaptasi dengan sekolah atau masyarakat dan murid-murid yang lainnya. Tetapi ternyata faktanya tidak bisa seperti itu.

Sda hikmahnya juga punya anak didik dengan kategori ABK. Kita mengajarkan kepada anak-anak untuk bisa berempati kepada mereka. Pun anak-anak diajarkan untuk peduli terhadap mereka. Mungkin capai dan lelah karena mereka banyak tidak mengertinya dan tidak nyambung dengan apa yang dikatakan oleh kita. Akan tetapi ketika kita balikan suasana maukah kita menjadi seperti mereka? banyak diperhatikan, banyak di kasihani tapi logikanya lemot, jalan pemikirannya masih tidak karuan. Jelas anak-anak memilih tidak mau dan mereka lebih memilih untuk menjadi orang yang peduli daripada orang yang minta dikasihani.

Sekolah memang belum memiliki guru khusus untuk anak-anak seperti ini. Juga kurikulum dan fasilitas lainnya untuk anak-anak seperti ini sehingga terkadang dengan sumber daya yang ada mereka diminta untuk bisa beradaptasi dengan cepat nengikuti masyarakat lainnya.

Padahal seharusnya kita masyarakat umum yang harus beradaptasi dengan mereka. Kita harus bisa menempatkan diri kita pada posisi mereka agar tidak terjadi salah tanggap atas apa yang terjadi pada mereka.

"Saya yakin kayaknya yang mengerjakan ulangan bukan Ritadeh .... Sebab bahasanya berbeda sekali. Semua yang dijawab banyak benarnya berbeda ketika dia mengerjakan di sekolah banyak tidak tahunya banyak butuh bantuan,"

Pak Hasan, guru sosiologi ikut menimpali ketika mendengar kami sedang membincangkan Raffi, siswa kelas 11 yang termasuk kategori terlambat.

"Iya aku juga yakin tugas yang diserahkan bukan hasil pekerjaan dia, tapi itu pekerjaan ibunya.Kan ibunya selalu mendampungi kalau google meet," Bu Cindy pun ikutan berbicara

"Ya sudahlah .... Namanya juga kondisi siswa inklusi ya kuta yang harus maklum. Jelas tidak bisa disamakan dengan siswa kain yang nirmal." bu Sari ikutan berbucara.

"Bapak Ibu, anak-anak kita yang ABK masih termasuk mending mereka masih termasuk sopan. Di sekolah lain ketika saya MGMP di sekolah tersebut mereka seenaknya saja masuk ke kamar atau ruangan kepala sekolah. Bahkan pernah ada yang pipis di ruang kepala sekolah. Bahkan pernah ada yang sakit muntah di ruang Kepala Sekolah dan kita nggak bisa menyalahkan yang begitu itu, Bu Atika mencoba membandingkan dengan sekolah lain

Yah itulah gambaran anak-anak inklusi di beberapa sekolah sekolah umum. Sekolah yang lebih banyak dihuni oleh anak-anak umum tapi mereka mau tidak mau harus bisa menerima anaj inklusi karena jatah untuk mereka memang ada sekian persen.

Semoga ada hikmahnta jehadiran mereka di sekolah.

Jakarta, 7 Desember 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamsulillah tayang

07 Dec
Balas

Semoga sukses dan sehat selamanya

07 Dec
Balas



search

New Post