27 Sebuah Perjalanan
SEBUAH PERJALANAN
Lanjuan 1
Widayati, M. Pd.
"Sudah sampai nih, di pinggir jalan. Lagi parkir. Ayo cepet keluar kita berangkat sekarang." seruku lewat VN di WA.
"Yah," jawabnya singkat.
Saat sedang menunggu, tiba-tiba kulihat isteti kakakku betjalan mau masuk ke dalam komplek. Kupanggil dia dan memberitahukan bahwa kami sudah menunggu dari tadi. Kuminta agar ia bersiap-siap berangkat.
"Ya sebentar ya, mau makan dulu. Tadi datang nggak sempat makan," katanya kepadaku.
"Bawa aja piringnya kali, makan di mobil biar cepat. Soalnya sudah sore ini," kataku memberi solusi.
"Ya " jawabnya sekilas sambil berlalu segera masuk ke dalam rumah.,
Kakakku baru sampai di Cikini, rumah tempat tinggsl kakakku yang pertama. Ia mengantarkan keponakan yang bermalam di rumahnya selama dua malam. Tetapi ternyata di Cikini kakak ku berdama suaminya sedang kondangan dan tidak ada makanan. Kakakku yang baru datang dari Karawang ini akhirnya berinisiatif membeli bakso di luar.
Terpaksa kami menunggu cukup lama, hampir setengah jam. Yang kutahu pasti dia sedang makan karena memang agak repot keluar makan di mobil sementara kami cukup padat di dalam mobil dengan dua keluarga. Oukul lima kurang kami berangkat
"Alhamdulillah perjalanan cukup lancar lalu lintas tidak macet sehingga kami sampai di tempat tujuan pukul lima lewat hampir setengah enam.
Saat sampai di lokasi terlihat bangku-bangku sudah mulai tumpuk, piring-piring sedang dikumpulkan, tetapi kami cuek saja karena kami ke sana memang niatnya untuk silaturahim memenuhi undangan
Dan alhamdulillahnya begitu kami sampai segera makanan baru disiapkan. Dan tumpukan piring bersih yang sudah kosong segera diganti dengan yang baru. Jadilah kami makan dengan menu lengkap tanpa harus merasa kekurangan.
"Alhamdulillah ... bisa makan juga walaupun datang telat," kataku dalam hati. Kami pun makandengan menu lengkap nasi, sayur, dan lauk pauk. mwenu sop, karedok, dan rendang jadi pilihanku.
Usai makan terdengar azan Maghrib. Kami masih makan saat para lelaki, yaitu suamiku berserta anak lelaki kami juga kakakku beserta anak lelakinya izin kepada tuan rumah untuk melaksanakan salat di kamar belakang. Mereka salat sedangkan kami tetap menunggu di luar.
Kami mencoba menikmati kudapan yang lain. Soto jadi pilihan karena hanya itu yang tersisa. Untungnya masih disediakan bahan-bahan pelengkapnya seperyi bihun, toge, dan lontong. Semuanya lengkap tersedia.
Entah kenapa aku suka banget dengan soto. Dan aku paling senang makan soto itu di dibubuhi perasan jeruk cukup banyak sehingga soto terasa asam. Ditambah sambal pedes dan kecap, hmm nikmatnya luar biasa.
Sampai kami selesai makan soto dan lontong, rombongan yang salat maghrib belum juga selesai. Akhirnya kami menunggu sambil menikmati apa yang ada. Kebetulan ada makanan tradisional yaitu lanting. itu pun akhirnya jadi pilihan di samping buah-buahan yang ada di depan kami.
Saat sedang asyik menikmati buah jeruk tiba-tiba ....
B e r s a m b u n g
Jakarta, 10 September 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren bunda...wah bikin penasaran nih bunda
Oh ya?
Alhandulillah tayang
Moga lancar terus
Ya bun
Wow.....keren. ditunggu lanjutannya Bu.
Siap
Sebuah perjalanan....ditunggu lanjutannya Bu Iwi
Ok