Iwi Dayati

Assalamualaikum wr wb Perkenalkan nama saya Widayati, M.Pd. Saya seorang guru yang mangampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Saya menjalami profesi gur...

Selengkapnya
Navigasi Web
3. Mengejar Webinar 84

3. Mengejar Webinar 84

3. Mengejar Webinar

Webinar ketiga adalah yang diadakan di sekolah. Mungkin lebih tepatnya bukan webinar, tetapi rapat. ywa rapat panitia pembekalan anak-anak yang akan menghadapi assessment nasional atau disingkat menjadi ANBK, yaitu asesmen Nasional Berbasis Komputer.

Hasil yang sebelumnya diperoleh dalam webinar saat pertemuan dengan guru-guru bahasa Indonesia kembali diungkapkan di rapat sekolah. inwtinya hampir semua sekolah menghadapi hal yang sama. Sama-sama bingung dengan peserta yang ditunjuk dari dinas yang jelas-jelas jauh dari prediksi sekolah masing-masing. Bahkan di satu sekolah ada anak yang tidak naik kelas tertunjuk menjadi peserta ANBK.

Entah apa kriteria mereka sehingga anak-anak tersebut ditunjuk menjadi peserta. Mereka kebanyakan anak-anak yang jarang masuk ketika belajar daring, tugas-tugas yang tidak terkumpulkan serta beragam persoalan lainnya. Padahal kami punya target beberapa orang di setiap kelas yang kemungkinan menjadi peserta ANBK, tapi mereka justru tidak terpilih.

Yang jelas saat ini peserta untuk ANBK sudah ditunjuk oleh dinas. Jadwal pelaksanaan pun sudah dibuat. Juga beberapa soal petunjuk dan contoh-contoh untuk ANBK sudah tersebar luas di masyarakat. Tinggal kita memadukan itu semua menjadi sebuah pembekalan untuk anak-anak.

Semua sekolah mengalami hal yang sama dengan sekolahku. Sama-sama awam tentang ANBK. Pun sama-sama bingung dengan hasilnya nanti saat anak mengikuti ANBK. Pun sama-sama harus bekerja keras memberikan pembekalan kepada anak-anak. Entah bagaimana hasilnya nanti jika hasil a-b ke ini akan dijadikan pemetaan terhadap sekolah sekolah di Jakarta atau bahkan di Indonesia.

Bahkan bisa jadi di kalangan anak-anak sendiri ada rasa pesimis. Ada sedikit pertanyaan kenapa dia yang dipilih bukan orang lain.

"Kenaoa bukan orang yang lebih pintar yang dipilih? Saya jelas-jelas malas, tidak punya kemampuan apa-apa kok dipilih. Jangan banyak berharap kepada saya."

Mungkin itu yang ada di pikiran mereka sendiri. Dengan demikian bisa jadi mereka mengerjakan asal-asalan atau bahkan tidak semangat sama sekali.

Entahlah kami di sekolah kami yang di lapangan hanya menjalankan instruksi. Semua tugas semua juknis dan sebagainya telah ditentukan dari atas. Imbasnya kami yang harus melaksanakan. Teorinya dikatakan itu bukan untuk pemetaan kepada siswa. Tapi toh rasanya tidak mungkin itu terjadi. Pasti tetap ada pemetaan sekolah-sekolah.

Jika sudah seperti ini seharusnya bukan pesimis yang kita hadapi. Akan tetapi, api kita harus yakin kepada Allah bahwa Allah bukan menyuruh kita memiliki hasil yang terbaik. Allah cuma menyuruh kita untuk berproses, menyuruh kita bekerja keras. Entah hasilnya seperti apa biar Allah yang menentukan. biwsmillah mudah-mudahan berjalan dengan lancar.

Jakarta. 17 Agustus 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah

16 Aug
Balas

Semoga tetap istiqomah

16 Aug
Balas



search

New Post