32 Asuransi Mata
ASURANSI MATA
Widayati. M.Pd.
Asuransi Mata
Semalarm Farhan, anak tetanggaku datang kepadaku dan mengadukan sesuatu kepadaku. Dia memang tetanggaku, tetspi hubungan kami sangatlah dekat. Aku begitu akrab dengan orang tuanya sehingga dengan Farhan pun seperti sudah kuanggap anak sendiri.
"Bu guru aku mau tanya dong," katanya saat ia baru saja sampai di depan rumahku.
"Bu guru mataku merah gak?" Tanya Farhan sambil memperlihatkan kedua matanya kepadaku.
"Uya matamu merah," kataku sambil menatap matanya lekat-lekat.
"Mata kamu bisa merah begitu kenapa ya?"
"Aku juga gak tahu bu guru. Kenapa ya mataku merah? Terus nanti gimana dong Farhan kecil bertantta kepadaku.
"Kamu teteskan obat mata saja bilang sama mama."
"Tadi kata mama aku suruh ke sini suruh tanya bu guru minta obat tetes mata."
Akhirnya aku masuk ke dalam mencari obat tetes mata. Farhan membuntutiku dari belakang.
"Kira-kira Kenapa ya kok mataku bisa merah begini? "
"Mungkin kamu kebanyakan lihat HP," jawabku sekenanya.
'Kan hp cuma buat belajar bu guru. Habis belajar aku gak pakai hp lagi."
"Begitu ya ? Jadi kenapa ya ?"
"Ya bu guru malah tanya aku. Aku justru mau tanya besok aku belajarnya gimana?"
Besok kamu gak usah belajar dulu nanti bu guru yang kasih tahu ke guru kamu.
Kalau nanti ada tugas mudah-mudahan nanti ditulis aja. Nanti mama yang bacain soalnya. Pokoknya seminggu ini ksmu jangan gunakan hp dulu.
Pagi ini jadwal PJJ Farhan. Terpaksa ia tidak mengikuti PJJ menggunakan hp.
Untungnya pelajaran hari ini Bahasa Indonesia hsrnya diberi tugas dan itu bisa dikerjakan di buku. Lalu PKn lewat google meet. Dan terpaksa hadir hanya mendengarkan lewat alat pendengar. Dan terakhir pelajaran olahraga. Untungnya olahraga hanya disuruh memvideokan melompat selama 20 detik.
Farhan sedang bermain bersama adiknya. Bocah cilik umur sembilan tahun itu kini sudah duduk di bangku SD kelas tiga. Sebenarnya usia itu masih terlalu dini untuk belajar lewat hp, tetapi mau bagaimana lagi pemerintah telah meminta sekolah untuk tidak mengadakan pembelajaran secara off line selama beberapa bulan ini. Dan PJJ ini masih terus berlangsung dan entah sampai kapan itu berlangsung.
Untuk mengurangi beban orang tua yang selalu membelanjakan kebutuhan kuota anaknya, sekolah tempat Farhan telah mendata anak-anak yang dipandang perlu untuk dibantu dalam pembelian kuotanya. Di kelas Farhan ada tiga anak yang pembelian kuotanya dibantu oleh sekolah.
Bahkan kini pemerintah pun telah menggandeng pihak Telkomsel untuk pengadaan nomor perdana yang hanya diperuntukkan bagi siswa. kawrtu tersebut diberikan secara cuma-cuma kepada seluruh siswa di Indonesia yang saat ini mengikuti pembelajaran daring.
Aku menghela nafas mendapat berita dari sekolah. Surat undangan dari pihak sekolah kepada orang tua siswa. Surat undangan untuk pengambilan kartu perdana di sekolah.
Seandainya pemerintah tahu bahwa lebih berharga nilai sebuah mata dibandingkan dengan kuota atau hp, mungkin pembelajaran ini bisa dicarikan solusinya tanpa harus terus-terusan menggunakan hp
Aku jadi ingat kondisi Farhan yang sudah seminggu ini tidak masuk sekolah. Matanya sakit karena kebanyakan melihat hp. Adakah pemerintah bertanggung jawab terhadap hal ini ? Adakah pemerintah memberikan asuransi untuk mata yang jelas-jelas lebih berharga dari nilai sebuah kuota ataupun hp sekalipun?
Harusnya pemerintah bekerjasama dengan departemen kesehatan mendata anak-anak semua di indonesia untuk ikut asuransi kesehatan mata agar ketika mata bermasalah bisa mendapatkan pelayanan asuransi mata
Jakarta, 15 September 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisan keren. Namun saya menangkap ada makna menyalahkan pemerintah dalam hal pelaksanaan PJJ. Bukankah PJJ merupakan salah satu solusi menghadapi pandemi? Atau ibu punya solusi yg lebih baik utk mengatasi pandemi ini? Ayo, bu. Silakan tulis agar menjadi masukan dan usulan kpd pemerintah. Salam Literasi. Salam mendidik sepenuh hati.
Alhamdulillah tayang
Suksrs selalu
Cerpen keren Bu Widayati. Semangat berliterasi, semoga sukses selalu. Yakin usaha sampai.
Mantap Bu. Ada pembelajaran tersendiri dari cerpen ini.
Keren Bun, mengandung pembelajaran. Salam sukses
Cerpennya keren Bu Iwi...sukses selalu bunda
Mantap bu Wida
Mantab..bun mnginspirasi salam literasi...
Selalu hadir dengan semangat menginspirasi sahabat...dan Sukses selalu.