ORANG TUA HEBAT

Widayati, M. Pd.

Aku mengenal bu Aminah sebagai tetanggaku. Mungkin ia orang paling sepuh di daerah kami tinggal. Usianya kuperkirakan seusia bapakku, sekitar 80-an tahun, entah tepatnya 80 berapa, aku tak tahu.

Setiap Subuh saat aku berangkat ke masjid ia pasti sudah lebih dulu ada di masjid. Jarak rumah beliau dari rumahku sekitar sepuluh meter. Rumahku lebih dekat arah ke masjid dibandingkan rumahnya, tapi ia selalu hadir lebih dulu dibanding aku.

Hanya beberapa kali saja aku sempat datang lebih dulu dari beliau. Itu pun perjalanan dari rumah tetap dia yang lebih dulu. Di tengah perjalanan saat aku keluar rumah berpapasan dengan beliau. Aku izin untuk berjalan mendahului beliau karena jika bareng beliau pasti beliau lama langkahnya. Otomatis sampai di madrjid pun pasti belakangan . Mungkin karena faktor usia juga sehingga beliau agak lambat berjalan.

Ia selalu ke madtjid bersama anak lelakinya yang usianya beberapa tahun di atasku. Ya aku ingat anak lelakinya itu seangkatan dengan kakakku yang kini tinggal di luar kota.

Sang anak selalu setia mengantar dan menjemput sang ibu untuk selalu salat Subuh di masjid. Pulang salat pun ia sabar menggandeng ibunya pulang ke rumah. Rumah mereka memang bersebelahan srthingga ia bisa leluasa mengantar dan menjemputnya karena sekaligus juga pulang ke rumahnya

Kadang saat melihat mereka berangkat ke masjid saat aku dibelakang mereka, sempat terbersit di hatiku pinrya keinginan di hari tuaku bisa salat di masjid secara rutin. Semoga anakku bisa srtperti anak Bu Aminah yang selalu siap sedia mengantar jemput sang ibu pulang pergi ke masjid.

Sepanjang perjalanan ke masjid sang anak melayani semua pertanyaan ibunya dengan baik. Dalam kondisi seperti itu mungkin orang akan kagum kepada anak lekakinya

Aku justru kagum pada sang ibu, berarti dia telah berhasil mendidik anaknya agar menjadi anak yang berbakti pada orang tua. Dialah ibu yang hebat , ibu yang telah berhasil dan sukses mendidik anak-anaknya . Anak tahu kemauan ibunya. Anaj yang siap srdia melayani ibunda tercinta. Semoga anak-anak kita bisa seperti itu.

Sebagai anak ia tahu kebutuhan orang tuanya. Ya orang setua ibunya hanya ingin memperbanyak kegiatan rohani, yaitu kegiatan yang bisa mendekatkan diri pada Tuhannya. Orang setua Ibunya sudah tidak lagi membutuhkan jalan-jalan ke tempat yang belum pernah dia kunjungi. Alih-alih ingin menyenangkan hatinya justru yang terjadi adalah menambah beban hatinya. Karena itu berarti menambah tenaga dan pikiran untuk berjalan-jalan ke mana pun. Maka kepekaan seorang anak terhadap kebutuhan orang tua menjadi sangat sangatlah penting.

Jakarta, 22 Oktober 2020