85 Dilema Anak
DILEMA ANAK
Widayati, M pd.
Dilema Anak
Hari ini, saya menghadapi siswa yang namanya selalu disebut-sebut sebagai salah satu siswa yang bermasalah dalam pjj selama ini.
"Si Randi, Kenapa nggak pernah datang ya, saat PJJ mapek saya?" kata bu virna salah satu guru senior di sekolahku
Onbrolan pun berlanjutkah ke guru yang lain. Mereka juga mengomentari hal yang sama.
"Iya di pelajaran saya bulan kemarin ada empat kali pertemuan tiga kali tidak hadir. Artinya lebih dari 50% tidak hadir," seorang guru yang lain ikut menyampaikan pendapatnya.
" Bu si Randi itu, kan belajarnya di taman kantor kelurahan. Dia menggunakan wi-fi dari kantor lurah," kata Bu Mifta teman sebangku di ruang guru yang duduknya persis di sebelah kananku menjelaskan keadaan anak didikku.
"Oh, begitu ya. Tapi dia nggak pernah bilang ke saya ya. Padahal kalau bilang kan kita nggak akan pernah memarahi dia. Kita tahunyavselama ini dia malas karena sering tidak hadir dalam PJJ, tugas juga gak ngumpulin. Sekali ngumpulin terlambat. Kalau dia mau terus terang saya juga gaj akan memarahi dia hanya gara-gara kuota internet jaringan atau masalah HP," guru seniot di sekolahku melanjutkan.
Aku pun menambahkan "Iya Bu, Randi itu kalau cerita ke saya dia belajarnya selalu numpang di rumah tetangganya. Makanya waktu wi-fi tetangganya kemarin bermasalah maka ia pun tidak bisa ikut belajar." kataku.
"Wah, kasihan juga kalau begitu ya ..."kata guru-guru yang lain yang sejak tadi memberikan laporan tentang ketidakhadiran Randi.
'Mungkin kalau masalah kuota atau jaringan saya juga maklum," kata Bu Mega sejenak kepadaku.
'Itu artinya kan secara ekonomi ya, namun ia secara moral ternyata juga sudah tidak baik. Ini yang sulit untuk penilaian," katanya kemudian.
"Bu dengan saya, Randi itu sudah dua kali mencatar jawaban temannya. Semuanya sama persis waktu saya tanyakan dia malah mengatakan ya nanti saya ganti.'
"Saya butuh jawaban kenapa dia melakukan itu. Tapi dia hanyav mengatakan akan mengganti semua jawabannya.
"Dengan jawaban seperti itu kan menyiratkan seakan dia tidak bersalah. Padahal itu adalah hari yang salah dan sangat fatal kesalahannya," katanya lagi.
Aku hanya bisa menampung semua keluhan guru-guru tentang anak didikku. Sebagian tercatat di otakku, sebagian lagi ada di dalam buku yang kutulis ini. Biarlah nanti akan segera kukonfirmasi langsung dengan anaknya, juga dengan orang tuanya. bagaimanapun anak-anak seperti ini butuh motivasi untuk bangkit menyelesaikan tugas-tugasnya bukan untuk dicaci maki hingga menjatuhkan mentalnya
Semoga kita bisa mendidik anak-anak yang bermasalah seperti ini agar lebih baik mendapatkan masa depannya yang lebih cerah.
Jakarta, 7 November 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alhamdulillah tayang
Semoga sukses dan sehat selamanya