Akun Nenek

Hari ini pembelajaran lewat zoom berjalan seperti biasa. Kebiasaanku selain menyuruh siswa menulis nama dan nomor absen di kolom chat, biasanya di akhir pembelajaran kupanggil nama mereka satu persatu. Siswa dianggap hair bola menjawab panggilanku Dan membuka lamers agar menampakan wajahnya.

Dan pembelajaran kali ini pun seperti itu. Ini sudah di akhir pembelajaran. Satu persatu mama siswa yeah kupanggil. Aku tidak langsung mematikan google meet karena aku harus merekapt mama aisha yang ada di kolom chat. Semua sudah tercatat di buku kehadiran 

"Alhamdulilah ...  hari ini semua siswa di kelas ini hadir."

Kebahagiaan yang luar biasa saat pembelajaran daring  seperti ini siswa bisa hair semua. Selama ini saat pembelajaran berlangsung tidak pernah siswa hadir seluruhnya.  Pasti ada saja alasannya multi Dari yang  internetnya bermasalah, jaringannya tidak stabil sehingga keluar masuk dan sebagainya. myaka bersyukur saat ini bisa hadir semua.

Kini sudah Lima belas menit berlalu semenjak anak-anak keluar dari google meet,  tetapi ternyata masih ada satu orang yang tetap berada di google  meet ini. Tertulis di situ namanya Wartini.

"Wartini ...? siapa ya ? Kayaknya nggak ada nama Wartini di kelas ini," kataku dalam hati sambil kembali memeriksa daftar nama di kelas yang baru saya ajar.

Pengamatanku di abjad W tidak ada yang bernama Wartini. Akhirnya ku ulang mengamati dari awal. Kadang kan anak menulis tidak sesuai dengan nama aslinya. Barangkali nama itu ada di tengah atau di akhir mama salah satu suswa. Sampai nomor urut terakhir tidak ditemukan nama Wartini. 

"Siapakah gerangan Wartini tersebut? Jangan-jangan dia penyusup dari luar. Atau jangan-jangan dia penampakan. Ah ...  kok pikiranku jadi macam-macam ya," kubuang pikiran itu jauh-jauh. 

"Ini siapa ya Wartini? "  Aku coba memanggil nama tersebut di dalam g meet

"Wartini kamu siapa? Sudah selesai pembelajaran hari ini,  silakan keluar ya,"kayak. Tetapi tidak ada jawaban dan nama itu masih tetap ada.

Akhirnya kucoba untuk menghubungi wali kelasnya,  yaitu Bu Amira.

[Bu, di kelas  yang Ibu asuh adakah yang namanya Wartini? Setahu saya nama tersebut tidak ada. Tetapi anak ini masih ada di uang rapat g meet. Sendirian pula. Tadi saat mengabsen sudah dipanggil satu persami.  Semuanya sudah menjawab.  Berarti kan hair semua. Tapi  kok ada nama Wartini ya?] tanyaku pada bu Amirah. 

[Bentar Bu, kayaknya itu bukan nama asli anak tersebut. Saya lihat di daftar absen dulu ya Bu]

Aku masih menunggu jawaban dari Bu Amira sambil kurapikan buku buku yang tadi dipakai untuk pembelajaran. Aku tinggal membuat laporan kehadiran di Google form yang disediakan sekolah. Aku juga melaporkan kehadiran siswa ke guru BK.

Tibs-tiba notifikasi HPku berbunyi. Tampaknya dari Bu Amira. Segera ku buka WA dari beliau.

[Oh iya Bu, nama Wartini memang bukan nama anak di kelas saya, tetapi itu yang menggunakan adalah Ahmad Baihaqi. Dia menggunakan akun neneknya.]

Aku sedikit kaget. 

"Wow nenek-nenek milenial. Nenek yang punya akun,  cucunya yang memakai, "kataku dalam hati mendengar jawaban Bu Amira.

[Baik Bu makasih banyak atas informasinya.]

"Inilah yang dikatakan dunia terbalik. Nenek yang punya akun, cucu yang memakai. aynak yang sekolah, orang tua yang mengerjakan tugas dan ulangan. Benar-benar dunia terbalik," batinku dalam hati.

Jakarta,  2 September 2021