Iwi Dayati

Assalamualaikum wr wb Perkenalkan nama saya Widayati, M.Pd. Saya seorang guru yang mangampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Saya menjalami profesi gur...

Selengkapnya
Navigasi Web

Berita Duka Itu

Berita Duka Itu

"Innalillahi wa Innalillahi roji'un telah berpulang ke Rahmatullah bapak.....'

Dengan saksama dan hati-hati aku berusaha mendengarkan berita duka yang selalu disiarkan lewat masjid.

"Kok diumumkan lagi. Bukannya tadi pagi sudah diumumkan ya?" tanyaku pada adikku yang saat itu sama-sama berada di dapur.

"Pengumumannya gak jelas sih siapa yang meninggal," kataku kembali.

"Tapi kayaknya beda deh sama yang tadi pagi. Yang tadi pagi tinggal di RT 2. Sedangkan yang baru saja diumumkan ada di RT 7," adikku kembali menjelaskan.

"Berarti hari ini sudah ada dua orang yang meninggal ya. Ya Allah hanya dalam satu hari sudah lebih dari satu yang meninggal, " kata aku membatin

Aku jadi teringat teman-teman seperjuangan. Berita meninggalnya teman seperjuangan, seorang guru karena covid sudah terjadi beberapa kali

Ya Allah begitu banyaknya korban yang meninggal hingga dalam sehari ini aku mendengar dua berita duka cita

"Tapi tadi waktu ngantar barang ke rumah teman, di Rt 9 aku lihat juga ada tenda dan bendera kuning kayaknya ada yang meninggal juga di RT 9," adik manisku menginformasikan berita baru.

"Kenapa gak diumumkan di masjid, ya? "

"Mungkin karena rumahnya lebih dekat dengan Masjid Al Falah. Jadi pengumumannya di masjid tersebut," sahut adikku.

Benar. Kalau pengumuman dari masjid sebelah, kita kan nggak pernah tahu. Pengumuman dari masjid itu gak pernah terdengar jelas karena letaknya agak jauh dari rumah kami.

"Astaghfirullahaladzim .... Astaghfirullahaladzim .... " tak hentinya aku berdzikir dalam hati.

Ya Allah begitu dekat kematian itu. Apalagi di zaman seperti ini saat wabah belum juga pergi dari muka bumi. Tidak mustahil nanti malam atau besok giliran namaku yang diumumkan di masjid. Sudahkah aku mempersiapkan diri?

Duh... Rasanya masih sedikit sekali perbekalanku. Ya Allah uzinkan aku mempersiapkan diri untuk membawa bekal yang banyak saat menuju pengadilanmu. Sehatkan jiwa ragaku agar bisa beraktivitas dan bermanfaat untuk orang banyak.

Entah sampai kapan wabah ini berhenti dan pergi dari kami, tidak ada yang tahu. Semua sudah merasa letih dan jenuh harus di rumah terus. Boring, galau bosan dan perasaan lainnya sudah sejak lama ada di hati ini. Tapi mungkin kami memang harus menambah stok kesabaran.

Ah ... betapa tidak bersyukurnya aku. Padahal meskipun cuma di rumah, kerja dari rumah toh aku tetap mendapatkan gaji.

Coba bandingkan dengan mereka yang kerja di luar. Mereka harus berpanas-panas, bahkan mereka lebih besar potensi tertular penyakit. Tapi mereka lakukan aktivitas bekerja di luar tersebut demi kelangsungan hidup mereka.

"Semoga mereka yang berusaha mencari nafkah di luar rumah mendapatkan keberkahan rizki dari Allah SWT," doaku dalam hati.

Jakarta, 6 Februari 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ikut sedih. Semoga pandemi segera berlalu. Salam kenal dan salam literasi.

07 Feb
Balas

Keren Bu... Salam literasi.. dan terimakasih sudah follow. Izin follow balik Bu

22 Feb
Balas

Alhamdulillah memulai lagi ...

07 Feb
Balas

Semoga tetap istiqomah...

07 Feb
Balas



search

New Post