Iwi Dayati

Assalamualaikum wr wb Perkenalkan nama saya Widayati, M.Pd. Saya seorang guru yang mangampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Saya menjalami profesi gur...

Selengkapnya
Navigasi Web
Generasi Milenial 30

Generasi Milenial 30

Generasi  Milenial

Saat itu di ruang guru beberapa guru sedang asyik bercengkrama. Mereka tidak setiap hari ke sekolah. Hanya pada hari-hari tertentu. Mereka kesekolah untuk melayani siswa-siswa yang terkendala dalam pembelajaran di rumah. Entah karena kuota, jaringan, atau karena HP tidak ada. Saat itulah pembelajaran secara manual atau luring dilakukan.

Seorang ibu guru yang tidak terlalu muda, tetapi sudah termasuk memiliki pengalaman menangani anak-anak bermasalah mengeluhkan tentang kondisi anak-anak sekarang. Anak sekarang jauh berbeda dengan anak-anak zaman dulu.

"Padahal kalau dipikir-pikir anaknya sekarang gampang banget ya sekolah. Bahkan meteka terkesan dimanjakan banget. Sudah sekolah gratis, dapat KJP pula. Belum lagi meteka mendapatkan kuota gratis.  Kurang apa lagi coba" bu Dewi ikutan bicara.

"Iya ya begitu banyak kemudahan dan fasilitas yang diberikan kenapa anak-anak sekarang jmasih malas juga ya untuk bersekolah?" tambah bu guru muda.

"Bapak ibu.  tantangan mereka memang berbeda dengan tantangan kita. Mereka diberikan kemudahan dalam teknologi  tapi mereka begitu mudah pula  digoda oleh teknologi sejuta game online di hp mereja.  Kalau tidak kuat imannya,  bisa membuat mereka asyik dengan game obline tersebut. Akhirnya lupa belajar."

"Mungkin gara-gara banyaknya fasilitas seperti ini yang membuat mereka Jadi tidak semangat belajar ya? Mereka terkesan kurang mau menghadapi tantangan," seorang bapak guru agama ikut mempertanyakan hal itu

"Bisa jadi. Tapi entahlah. Mungkin harus analisis lebih dalam untuk mengambil kesimpulan seperti itu." aku menimpali.

"Bapak ibu  yang perlu kita lihat adalah perkembangan anak  tersebut antara dulu  dengan sekarang. Asal ada perubahan yang  lebih baik, itu sudah cukup," sang guru muda terlihat bijaj bicara.

jangan pernah membandingkan dengan teman sebaya atau teman sebangku sakit hati anak Islam

"Mungkin sekarang harus kita perbanyak pendidikan karakter ke anak-anak.  Seperti karakter bersemangat, disipin,  bertanggungjawab dll. Jangan cuma digenjot atau dijejali  pelajaran."

Ia pun melanjutkan,' Kalau ini dikembangkan mereka dengan kesadaran diri akan mengerjakan tugas. Juga mereka akan berusaha ikut zoom meeting. Walaupun terlambat mereka ada usaha untuk ikut."

"Iya juga ya ..."

Adzab zuhur menghentikan semua pembicaraan mereka. Satu persatu mereka meninggalkan ruangan untuk melaksanakan ibadah salat.

Jakarta, 23 Juni 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yang keren bunda

23 Jun
Balas

Makasih

29 Jun

Alhamdulillah ...

23 Jun
Balas

Keep istiqoma

23 Jun
Balas

Keren ulasannya Bu.

24 Jun
Balas

Alhamdulillah, makasih

29 Jun

Generasi Milenial. Banyak Faktor yang menyebabkan anak sekarang manja. Usia sekolah kurang dari 7 tahun. Anak blm mandiri, kurang tanggungjawab. Ortu harus sabar. Salam literasi

23 Jun
Balas

Siap. Betul banget

29 Jun



search

New Post