Hasil BDR 13
Hasil BDR
Video tentang seorang anak yang tertangkap oleh polisi karena berjalan-jalan di tengah malam dengan tidak memakai masker pula sempat viral.
Akhirnya anaj ini diamankan oleh polisi.
Untuk menguak identitas ditanyakan nama, tujuan, kegiatan sehari-hari, alamat, dan sebagainya. Intinya si anak mengaku sebagai anak yang masih bersekolah kelas sebelas SMK. Malam itu ia bermain keluar bersama teman-temannya karena di rumah terus terasa boring alias bosan.
Pak polisi dengan sabar dan penuh kehati-hatian menaseyhati sang anak. Intinya boleh keluar rumah adal tetap mengikuti aturan dan mengikuti prokes alias protokol kesehatan. Artinya wajib menggunakan helm dan masker serta selalu bawa hand sanitizer.
Sebagai hukumannya polisi hanya menanyakan kepada anak ini pertsntaan matematika.
"Coba hitung seperempat ditambah seperempat berapa?" tanya pak polisi.
Xengan gelagapan dan rasa tidak percaya diri sang anak menjawab dengan jawaban yang salah.
Untuk lebih meyakinkan lagi dia mengulang pertanyaan yang di sampaikan pak polisi bahkan lebih menegaskan lagi.
'Seperempat ditambah seperempat ya pak?" tantar sang anak mengulang oertanyaan polisi.
"Ditambah ya Pak bukan di kali,' tegasnya kembali
"Iya betul seperempat ditambah seperempat berapa hasilnya? ini pelajaran SD loh," sang polisi menekankan
Miris. sedih, dan kecewa. Itu adalah perasaan yang muncul dari hatiku ketika mendengar jawaban sang anak yang tetap salah. Iniilah hasil pembelajaran media di rumah. Mungkin kita tidak bisa menggeneralisasikan, hanya dari satu kasus.
Tyapi minimal ini bisa jadi contoh bahwa banyak yabg salah yang dikerjakan siswa. Jika ternyata hasil ujian banyak benarnya mungkin katena ada babttuan. Sang anak mungkin banyak bertanya kepada Google, atau yang mengerjakan orangtua. Atau bisa juga minta kepada guru lesnya. Tetapi sungguh secara konsep teoretis anak ini sama sekali tidak menguasai pelajaran yang paling mendasar.
Karena penasaran aku coba bertanya di rumah kepada anakku yang baru kelas 1 SMP.
"Coba jawab pertanyaan mama seperempat ditambah seperempat berapa hasilnya?"
Dengan pasti dan meyakinkan diri anakku menjawab Ya, setengah lah. mwasa gitu aja nggak tahu."
Alhamdulillah, berersyukur Aku anak nggak bodoh amat yang tidak bisa menjawab soal semudah itu
Mungkin Sudah Selayaknya pemerintah berpikir ulang agar sekolah kembali dibuka secara tatap muka karena banyak anak yang tidak mengerti akan hal ini sekali lagi ini hanyalah satu contoh kasus tapi mungkin boleh dijadikan uji coba dirumah tanyakan kepada anak-anak Bisakah mereka menjawab pertanyaan itu
Pelajaran matematika memang berbeda dengan pelajaran yang lain. Untuk memahaminya, siswa lebih banyak membutuhkan latihan. Oleh karena itu, tatap muka sangat diperlukan untuk mendapatkan penjelasan yang lebih jelas sejelas-jelasnya dan secara mendetil. Dengan demikian siswa tidak salah dalam menangkap pelajaran ini.
Jakarta, 6 Juni 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren ulasannya bunda
Alhamdulillah
Semoga istikomah