Masa Pandemi

Masyarakat semakin resah. Keadaan sepertinya belum berubah. Dampak buruk ekonomi semakin terasa di masa wabah.

Agar kehidupan terus berjalan, kita harus bisa bertahan. Semua butuh makanan. Jangan oernah abaikan mereka yang kelaparan.

Sungguh kepedulian kita dibutuhkan. Kreativitas kita sangat diperlukan. sywukur dan sabar harus ada disetiap debaran.

Akhirnya semua bergantung kepada sikap kita. Yakinlah di balik  kehidupan yang serba kekurangan pasti ada kelebihan yang akan kita dapatkan. Dibalik setiap musibah pasti ada hikmah.

Penyakit datang dengan dimulainya wabah virus. pwasien silih berganti memenuhi ruangan ruangan di rumah sakit.  Daya tampung mulai tak muat karena penuh sesak korban covid.

Anak-anak,  orang tua,  remaja,  dan dewasa semua bisa menjadi korban. Kini covid tak lagi memilih jenjang usia. swama seperti maut yang siap menimpa siapa saja.

Namun, sungguh semua itu membuat kita harus intropeksi diri. Perbanyak dzikir,m dan doa bersama agar kita selalu dalam limpahan rahmat Allah dan ampunan-Nya.

Damai dengan virus, hanyalah kata lain untuk siap menerima apapun keadaan kita tanpa harus meninggalkan pekerjaan atau aktivitas rutin. Namun, juga tanpa harus melupakan protokol kesehatan di setiap saat.

Empati kepada tetangga, sahabat,  dan keluarga yang tertimpa sangatlah dibutuhkan. Buat jadwal untuk menyemangati mereka. Siapkan santunan untuk keseharian mereka agar penyebaran tidak semakin membabi buta.

M Mari Bersatu padu melawan covif. Jangan sampai ada yang abai terhadap prokes. Jangan sampai ada yang menjadi korban selanjutnya dalam menghadapi virus ini.

Inilah ujian kita sesungguhnya di akhir zaman. Allah ingin melihat keseriusan kita dalam beribadah saat virus itu datang. Allah ingin melihat kepedulian kita kepada sesama saat kita juga menderita. Allah ingin melihat  keistiqomahan kita dalam menghadapi berbagai  keadaan.

Jakarta, 28 Juli 2021