Tekad Baja

Tekad kuat sekuat baja takkan ada orang yang bisa memecahkan tekadku. Tekadku bulat seulat bola. Tapi tekadku bukanlah tekad dadakan seperti tahu bulat. Tekadku takkan berubah menjadi lonjong yang membuat condong pada sesuatu.

Entah dengan godaan apapun semoga tekadku tidak berubah. Tekad kuat menghujam di dalam dada. Tekat untuk mengukir sejarah diri lewat tulisan-tulisan bermakna dan sarat inspirasi.

Konon, orang-orang terkenal bisa tetap terkenal dan terkenang karena tulisan mereka. Meskipun mereka telah tiada, tetapi ide dan alur perjalanan mereka masih bisa ditelusuri lewat buah karya mereka.

Aku pun bertekat kelak tulisanku menyebar di dunia yang lebih luas, menyebar hingga lintas generasi bahkan lintas zaman. Betapa pahala jariah mengalir deras ketika tulisan kita menginspirasi orang lain untuk bertekad menjadi lebih baik.

Dengan tulisan, nama kita kan abadi sebagai salah satu orang yang selalu mengajak orang lain untuk berpikir, merenung, mengevaluasi diri. Dengan tulisan juga, kita bisa menghibur, mengajak kebaikan termasuk kebalikannya.

Berarti sebuah tulisan bisa juga mengajak orang untuk benci pada sesuatu, menyuruh orang untuk mencaci maki, memprovokasi, bahkan memfitnah seseorang.

Ada dua sisi pada sebuah tulisan. Mau dibawa kemana arah tulisan itu, mau dibagaimanakan pembaca itu semua bergantung kepada penulisnya. Ya semua sangat bergantung  kepada kita sebagai penulis

Jika kita meyakini bahwa sebuah tulisan memiliki dua mata pisau yang sama tajamnya, niscaya kita akan berusaha menciptakan sebuah tulisan yang mengedukasi, menginspirasi, dan menginformasi kebaikan kebaikan kepada pembaca.

Apakah kita mampu menjadi penulis yang baik?  Semua jawaban itu ada pada diri kita karena kitalah pengendali tulisan tersebut. Tetapi yakinlah kita bisa menjadi penulis yang baik,  penulis yang laris dan penulis yang manis yang tidak pernah sinis apalagi apatis.

Jakarta, 25 Mei 2021