Teladan Sang Guru 46
Teladan Sang Guru
Hari ini adalah acara perpisahan dengan guru-guru yang purnabakti di sekolah kami. Ada tiga guru yang sudah purna Bakti yaitu Pak Wisnu, bu Nina, dan Femi. Barakallahu untuk bapak ibu yang sudah memasuki purnabakti. Kami hanya bisa menyaksikan acara tersebut ktewat zoim meet, tetapi tidak mengurangi hikmatnya acara tersebut
Bahagia rasanya bisa purnabakti dalam kondisi sehat walafiat di saat masa pandemi seperti ini. Saat kita dengar satu persatu teman, sahabat, kerabat, juga tetangga tertimpa musibah. Sungguh suatu nikmat yang luar biasa bapak ibu guru akhirnya bisa menjalaninya kedinasan hingga akhir.
Tugas negara untuk mengantarkan anak bangsa menuju masa depan yang lebih baik telah ditunaikan. Kini saatnya Bapak Ibu purnabakti. Purnabakti atau pensiun bukan berarti berdiam diri. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan .
Semoga kita semua yang masih aktif bisa mengikuti jejak mereka berada pada titik kulminasi dalam kondisi sehat walafiat dan bisa memberikan banyak manfaat untuk orang lain.
Kita banyak belajar dari mereka bertiga yang purnabakti. Sungguh banyak keteladanan dan sikap-sikap positif yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari bu Nina, banyak belajar tentang kedisiplinan dan kerja keras. Ingin sekali seperti itu beliau tapi kok belum kesampaian ya. Kedisiplinan beliau patut diacungi jempol. Saat pengumpulan RPP selalu "number one". Selalu membuat iri diri ini tapi belum bisa mengikuti jejaknya. Terima kasih bu Nina. Diam-diam belajar kedisiplinan dari kerja keras beliau.
kesungeguhan untuk mau belajar. Itulah yang ditampilkan sosok bu Femmy. Sungguh beliau pembelajar seumur hidup. Seiring banyaknya teknologi yang harus dikuasai seorang guru, beliau pantas menjadi panutan. Pun beliau ahli dalam pengarsipan dokumentasi foto.
Terima kasih. Bu Femmy. Jika melihat beliau rasanya malu jika malas untuk terus menggali potensi diri. Logikanya yang senior saja mau bergumul dengan keruwetan teknologi masa kita hanya jadi penonton.
Belajar dari pak Wisnu pun mengasyikkan. Di balik sifat kerasnya saat ada siswa yang melanggar aturan, sesungguhnya beliau berrhati lembut. Di sisi lain beliau memiliki hobi sebagai fotografer untuk setiap peristiwa di sekolah. Bahkan kadang sandal dan sepatu yang ada di rak sepatu di teras masjid sekolah pun tak luput dari jepretan pak Wisnu.
Saat sedang asyik-asyiknya ngobrol dengan beberapa teman termasuk dengan pak Wisnu, tiba+tiba terlihat lintasan cahaya berkelebat. Jepret.... Tanpa aba-aba pak wisnu menjepret kami. Hingga muncul foto aneh-aneh. Orang yrsng sedang tertawa ngakak, saat kita sedang makan. Pun saat bersin tak kuput dari jepretan beliau. Mungkin lebih pas julukan beliau sebagai paparazi madu.
"Jangan pernah menolak saat mendapatkan tugas. Karena sesungguhnya itu bentuk pembelajaran."
Semoga kata-kata motivasi dari sang guru bisa diimplementasikan oleh semua generasi baru di sekolah kami.
Jakarta, 9 Juli 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alhamdulillah ...
Moga istikomah
Keren Bu. Semoga motivasi itu benar-benar dijalani.