Utang 15
Tentang Utang
Pagi ini seperti biasa aku asyik mrngerjakan tugas di rumah. Ya sudah setahun lebih aku bekerja dari rumah. Masih syukur aku bisa bekerja dari rumah. Digaji pula. Diambil hikmahnya saja itu berarti kita bisa kumpul bersama keluarga, bisa lebih irit uangnya. Kan tidak ada transportasi. Walaupun gantinya adalah pengeluaran kuota.
Di luar sana masih banyak orang yang harus bekerja keluar. Itu artinya mereka siap bertempur dengan banyaknya virus, siap lelah dan capek. Bahkan masih banyak orang yang terpaksa harus meninggalkan pekerjaannya karena di PHK gara-gara pandemi ini.
Saat sedang asyik bekerja tiba-tiba gawai di meja sebelah kanan tempat tidur ku bergetar. Nada getarannya membuat suasana agak bising. Segera kubuka gawai tersebut. Rupanya chat WA dari temanku, teman lamaku tepatnya teman masa kecilku.
"Assalsmualaikum ...
Kak aku boleh pinjam uang gak,? Bulan depan insya Allah aku ganti. Aku mau pinjam 3 juta."
Aku tidak langsung jawab chat dari temanku tersebut. Lama aku terdiam. Benarkah ini dia, temanku? Tidakkah hpnya sedang diretas orang. Bisa saja nomor hpnya digunakan orang lain karena sekarang sedang musimnya.
Akhirnya kubalas chat tersebut dengan menanyakan hal-hal lain. Lebih tepatnya mungkin uji kebenaran. Benarkah ini chat dari temanku, bukan dari orang lain.
Setelah beberapa pertanyaan dijawab dengan baik dan benar maka aku yakin ini adalah temanku bukan orang lain.
Cuma masih ada sedikit yang mengganjal di hatiku.
"Kok tumben dia minjam sama aku. Padahal srhari-harinya saja tidak pernah bersay hello kepadaku. Kenapa sekarang chat ke aku. Pinjam uang pula?" hatiku mulai bertanya-tanya.
Dan seperti biasa syetan mulai menggoda dengan memunculkan suuzonnya.
"Dasar gak tahu diri, gilirab butuh aja ke aku. Giliran lagi senang lupa sana aku.'
Tetapi hati nuraniku membisikkan pelan hal lain tentang dia.
'Kamu jangan suhzon gitu. Kalau tiba-tiba dia WA kamu apalagi pirnam uang itu beraryri dia percaya kamu orang mampu. Dia juga yakin kamu gak pelit seperti orang lain. Makanya dia pinjam ke kamu.
Aku ingin sekali membantunya. Tetapi aku gak yakin dia bisa mengembalikan utang itu. Jujur aku agak khawatir ketika orang pinjam uang sementara aku tidak tahu pasti apa pekerjaan dia.
'Maaf ya aku belum bisa bantu banyak karena keuanganku juga kondisinya sedang susah. Aku hanya bisa kasih sedikit saja, tapi ini bukan utang. Jadi kamu gak usah bayar. Tolong kirim norek kamu ya."
Entah darimana datangnya ide itu tiba-tiba aku punya niat bersedekah saja.
Akhirnya dengan bulat aku mentransfer uang itu. Mungkin Allah sengaja mengirim dia ke sini agar aku bersedekah. Rasanya sudah cukup lama juga aku tidarj bersedekah.
Bersyukur aku dengan kejadian ini. Temanku terhindar dari utang, akupun busa bersedejyah, walau jumlabnya tidak banyak.
Jakarta, 8 Juni 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cerpen keren
Alhamdulillah ..
Semoga istikomah
Alhamdulillah. Keren Bu.
Cerpen keren