Kuspriyanto

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Merdeka Belajar Solusi Prestasi Remaja?

Merdeka Belajar Solusi Prestasi Remaja?

Selain harus menghadapi berbagai perubahan pada dirinya, remaja saat ini tetap dituntut untuk meraih nilai setinggi mungkin di sekolah atau meraih prestasi yang membanggakan. Meskipun hal tersebut dinilai baik bagi masa depan mereka, jika dipaksakan akan menciptakan tekanan besar, bahkan bisa menyebabkan stres.

Menteri Pendidikan dan kebudayaan Nadiem Makarim telah menetapkan 4 pokok kebijakan bidang pendidikan nasional melalui program ” Merdeka Belajar”. Program ini meliputi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi.

Merdeka Belajar ini konon dilahirkan dari banyaknya keluhan orang tua pada sistem pendidikan nasional saat ini. Salah satunya keluhan bahwa anak dipatok untuk mendapatkan nilai-nilai tertentu.

UN akan ditiadakan pada 2021 dan digantikan dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter. Pemberlakuan UN dianggap kurang tepat karena lebih mendorong anak untuk menghafal bahan pelajaran, bukan memahaminya. UN juga dianggap bisa menjadi sumber stres bagi anak, bahkan orang tua dan guru, karena ada tuntutan pencapaian nilai yang tinggi.

Keberadaan UN yang lebih mengedepankan capaian nilai akademis dinilai bertentangan dengan prinsip pendidikan itu sendiri. Aspek psikologis dan perkembangan kepribadian anak pun perlu diperhatikan.

Dalam sebuah tulisannya, Erni Lubis menyatakan bahwa nilai itu penting. Nilai bisa memotivasi anak untuk bersemangat dalam belajar. Di sisi lain, nilai yang tidak naik-naik bisa menyebabkan anak kehilangan semangat belajar.

Apa pun kondisinya, nilai adalah buah dari proses. Jika prosesnya tepat, maka hasilnya akan memuaskan. Tetapi jika anak malas belajar karena berbagai alasan, maka hasil yang didapat tidak akan maksimal.

Mengutip tulisan Bayumie Syukri, setiap anak memiliki keistimewaan yang berbeda-beda. Di sini kita harus mampu menjadi teman belajar yang menyenangkan. Proses belajar atas kesadaraannya sendiri dan merdeka atas pilihannya. 

Siswa adalah subjek, bukan objek. Mereka boleh mengatur dirinya dalam belajar. Meskipun demikian, berikan pengertian bahwa belajar dengan baik itu penting untuk mendapat nilai yang diharapkan. 

Dalam mengawali proses belajar, kita juga perlu memiliki kemampuan mendengar yang baik. Tidak hanya sekadar mentransfer pengetahuan dan mendikte anak-anak atas kehendak pendidik.

Sejalan dengan itu, jelaskan juga bahwa nilai bukanlah satu-satunya cara untuk mengukur kemampuan seseorang. Mendapatkan nilai rendah bukan berarti orang tersebut tidak berpendidikan atau kurang berbakat. Banyak hal bisa dilakukan untuk membuktikan kemampuan setiap anak. 

Diperlukan proses agar anak mampu mengenali potensinya. Bakat anak bisa tumbuh ketika mereka sudah memiliki minat dan mau berlatih untuk mengasah keterampilannya. Kita bisa mendorong mereka untuk melakukan kegiatan ekstra kurikuler yang disukai. Hal tersebut bisa membantu anak untuk lebih santai, lebih fokus, dan berkonsentrasi. []

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow, paparan yang mantaps. Sukses selalu dan barakallahu fiik

10 Mar
Balas

Terima kasih

25 Mar



search

New Post