Tantangan ke 27

Aku tinggal di sebuah pedesaan yang asri tapi sangat jauh dari kampung halamanku.  Sebagai seorang istri aku harus tinggal dimana suamiku menetap. Karena aku seorang guru PNS, kepindahanku membutuhkan waktu yang lama dalam pengurusan surat. Akhirnya permohonan pindahku dikabulkan ke tempat suamiku bertugas. Penduduknya sangat ramah dan suka menolong. Kami sudah seperti keluarga, yang saling peduli satu sama lain. Suatu hari tetanggaku menitipkan kunci rumah karena pergi ke rumahsakit yang ada di ibukota. Ayahnya sakit dan harus diopname. Sedangkan anak gadisnya tinggal sendirian di rumah, karena masih harus sekolah. Setelah pulang sekolah barulah si anak gadis minta kunci rumahnya padaku. 

Di hari ketiga, aku duduk di teras depan rumahku dan memandang ke arah jendela rumah tetangga, waktu itu hari sudah sore menjelang magrib. Kulihat jendela bergerak dan tampak jelas suami tetanggaku berdiri di dekat jendela dan memandang keluar. Aku tidak melihat jelas wajahnya karena suasana di rumah sedikit gelap. Ternyata tetanggaku sudah pulang tetapi dia tidak meminta kunci rumahnya padaku, kupikir dia punya kunci cadangan. 

Malam harinya si anak gadis meminta kunci rumahnya padaku, aku jawab kalau ayahnya sudah pulang. Kunci rumah kuserahkan padanya. Dia heran dan berkata ayahnya belum pulang dan masih berada di rumahsakit. Sedangkan kunci rumah hanya satu-satunya yang dititipkan padaku.