Sepulang kerja Siska singgah di sebuah mall yang dekat dari kantornya. Siska berniat membeli berbagai beberapa kebutuhannya yang hampir habis. Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya Siska berniat langsung pulang. Dia berdiri di pinggir jalan untuk menunggu angkutan umum yang menuju rumahnya. Lama berdiri tapi tak ada satupun angkot yang terlihat karena hari sudah larut dan sedikit gerimis. Mungkin sudah tidak ada lagi angkot yang mencari muatan. 

Akhirnya Siska memutuskan untuk pergi ke pangkalan ojek. Saat sedang berjalan sendirian tiba-tiba ada sebuah sepeda motor berhenti tepat di depannya. Siska ketakutan karena dia berada sendirian di tempat yang sepi. Tapi kemudian Siska bersyukur karena pengendara motor itu adalah Tedi sahabat yang telah lama tidak berjumpa dengannya. Akhirnya Tedi mengantar Siska pulang. Sesampainya di rumahnya, Siska mengajak Tedi untuk masuk dulu ke rumahnya namun tedi menolak. Tedi hanya berdiri di teras dan mengatakan pada Siska kalau Tedi mencintainya. Tedi sudah lama mencintai Siska namun tidak berani mengungkapkannya. Sebenarnya Siska juga punya perasaan yang sama. Tak lama Tedi pamit, setelah menyerahkan sebuah kalung yang sangat indah buat siska. Siska sangat senang menerima kalung itu sebagai ikatan cintanya dengan tedi. 

Hari-hari selanjutnya Siska sangat bahagia menjalani kisah cintanya dengan Tedi. Tapi ada yang membuat Siska heran dengan Tedi yang hanya bisa bertemu di malam hari dan dia juga merasa bahwa wajah tedi sedikit pucat. Suatu hari Siska bertemu dengan sahabatnya Dewi yang juga teman Tedi. Dia lalu bercerita tentang kisah cintanya dengan tedi. Dewi terkejut dan memberitahu Siska bahwa Tedi telah meninggal sebulan yang lalu karena kecelakaan