Tahukah kalian? menulis bagiku butuh energi yang pembakaranya adalah karbohidrat dan glukosa, bukan lemak.

Yo, Yo dan Yo .Rasanya hanya ada Yo yang akan kubawa pulang buah dari literasi kali ini. Kesan pertama Yo yang paling kuat terpatri dibenakku. Berpikir sastra adalah hal paling susah saya lakukan, tak mampu berkata puitis, mungkin karena kehidupanku yang serba biasa saja. Tidak ada kisah yang sepesial untuk aku ceritakan, tak ada kisah drama yang mampu aku ceritakan, tak ada juga cerita menyedihkan yang sanggup aku kisahkan , yang ada hanya kehidupanku yang datar-datar saja, namun aku menikmati kehidupanku.

Hingga sebuah wa disubuh buta membangunkanku. Sebersit bayangan yo tiba-tiba menghantuiku dan seketika itu tanganku mulai mengikuti setitik naluri sastraku untuk ikut ikutan berimajinasi tentang sosok Yo.

“Semoga Ibu Istiqomah tidak marah ya aku menggambarkan sosok Yo berdasarkan imajinasiku”.

Akan kubawa pulang Yo sampai kesekolahku dan mengabarkan pada mereka , yo adalah imajinasi pertamaku untuk semangat menulis. Meskipun menulis membutuhkan sebungkus Regal, sekotak susu ultra milk dan sebatang coklat silferquin, saya tetap semangat menulis. Hasilnya sosok misterius bernama Yo, bisa memberi energi luar biasa pada otak untuk berpikir. kemudian otak memerintahkan jari jemariku untuk segera menulisnya menjadi sebuah draft tulisan yang insya allah akan menjelma menjadi sebuah buku.