Jamal Passalowongi

penulis adalah guru di SMAN 6 Barru Sulawesi Selatan...

Selengkapnya
Navigasi Web
RUMAH SAKIT RIWAYATMU KINI

RUMAH SAKIT RIWAYATMU KINI

Hari ini giliranku mengantar Ibu ke rumah sakit umum daerah. Rumah sakit dengan tipe C yang berarti sudah memiliki sertifikasi rujukan bagi puskersmas atau rumah sakit tipe di bawahnya. Rumah sakit ini tampak besar, berdiri kokoh di area yang sangat laus. Seperti biasa dimulailah rutinitas di rumah sakit, dan ini pulalah yang membuat hatiku mendongkol hebat. Bayangkan baru pukul 7.30 pagi orang-orang yang ingin berobat telah antre sementara petugasnya baru buka pukul 8.00, saya pikir sebuah kebiasaan buruk, itu baru satu, yang lain ketika loket kartu di buka dan berebutanlah orang-orang mengambil kartu manual, karena kartu elektroniknya lebih banyak bermasalah daripada aktif. Belum sampai di situ, Anda tidak tidak langsung ke dokter bila kartu itu sudah ditangan Anda, selanjutnya antrean terlama di bilik BPJS, ratusan pemegang kartu yang melayani cuma satu, dan Ada bila terlambat antre akan berada diurutan ratusan akan terlayani pada pukul 11.00 WITA.

Aku sudah regitrasi, tentu saja aku belum bernapas lega, antrean akan berpindah lagi di Poli periksa, ada Polisaraf, Polibedah, Poli ibu hamil, Poli THT, Poligigi, Polianak, dan Poli umum, bila Anda berhasil lolos di jebakan registrasi maka ini yang juga sungguh merepotkan, ya..harus menunggu dokter, dan hebatnya dokter akan datang paling cepat pukul 11.00. dan tentu saja Anda bila ke rumah sakit pukul 7.30, untuk bisa diperiksa dokter yang datang pukul 11.00, maka kurang leih 5 jam waktu Anda terbuang khusus untuk diperiksa kesehatannya dan diberikan obat. Wow... sebuah perjalan fantastis.

Makanya bila aku yang mendapat giliraan mengantar Ibu ke rumah sakit, aku akan mempersiapkan diri sebelumnya, berolahraga secukupnya, makan yang berigizi, mempersiapkan amunisi air minum, roti, atau kue-kue sekadarnya, dan yang paling penting untuk mengisi rasa bete banget, aku membawa buku dan laptop, ini saja sudah satu tas karena kehilangan 5 jam dalam satu hari rasanya waktu yang lama, jadinya aku menulis, menonton atau membaca apa saja dalam rentang itu.

Bila menilik rumah sakit sebagai tempat orang mencari kesembuhan, boleh jadi ada orang yang menjadi sakit bila ke rumah sakit, salah satunya adalah aku. Aku stres berat melihat pola administrasi yang demikian ruwet, atau sebenarnya dibuat ruwet saja, karena semuanya sudah dapat terselesaikan dengan penambahan loket, kerja manual harus menjadi kerja cepat dengan hyper teknologi. Era digital saat ini aku kira dapat memudahkan orang dalam berobat. Aku sedang membayangkan, ketika akan pergi ke Jakarta atau ke suatu tempat, booking tiketnya lewat buka aplikasi macam-macam, di bandara tinggal perlihatkan, dan terbanglah kita. Lewat aplikasi boleh jadi rumah sakit tidak perlu menerapkan antrean panjang dan berbelit-belit, tinggal buka aplikasinya pesan tempat ke poli mana, ke rumah sakit tinggal menunggu namanya dipanggil berdasarkan nomor antrean pada aplikasi, itupun dokternya harus standby di tempat. Aku pikir mengapa rumah sakit swasta lebih banyak peminatnya walaupun mahal. Ya... itu karena pelayanannya cepat, hebat, dan bebas menunggu sampai 5 jam. Hal ini sebenarnya hanya manajemen biasa, tidak perlu pake teori, sederhana sekali, anda suka beli di toko sebelah yang jaraknya dua kilo dari rumah Anda, sementara ada dua toko yang anda lewati, mengapa? Itu karena kedua toko itu tidak memberikan pelayanan bagus, petugasnya tidak ramah, omelan dan sindirian sering terlontar saat Anda salah membeli atau terlalu lama menentukan pilihan. Beda dengan toko dua blok itu, petugasnya ramah, tokonya bersih, pokoknya Anda tida tidak akan mendengar ocehan dan sindiran seperti dua toko yang anda lewati. Ternyata hanya persoalan pelayanan, dan itu sepertinya dasar dari manusia yang ingin dihargai dan saling memuliakan.

Tapi Anda akan bertanya mengapa kamu tetap saja kerumah sakit yang sebenarnya tidak ingin kamu datangi karena kerumitan-kerumitan pelayanannya. Aku dengan sedih akan menjawab kami adalah peserta BPJS, dan Anda tahu kartu BPJS hanya dapat membeli atau menawar beberapa obat dan fasilitas yang hanya didapat dari rumah sakit umum ini. Bila Anda ingin pelayanan yang hebat itu, buanglah kartu BPJS Anda kemudian siapkan uang Anda karena kartu itu tidak sakti ketika harus ke rumah sakit hebat.

Sentuhan lembut Ibu membangunkanku dari lamunan, ternyata nomor 102 sudah dipanggil. Aku bergegas ke bilik BPJS, sambil menggandeng ibu yang tidak lagi kuat berjalan tanpa dipapah, aku menatap ke depan dengan tatapan lesu, jauh di sana deretan para penunggu sudah antre duluan. aku mengurut dada, sabar, dan sabar adalah kunci bila Anda ke rumah sakit ini.

---selesai--

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

"Bila menilik rumah sakit sebagai tempat orang mencari kesembuhan, boleh jadi ada orang yang menjadi sakit bila ke rumah sakit," memang cocoknya diganti nama menjadi "Rumah Sehat" ya pak.

07 Aug
Balas



search

New Post