Jamal Passalowongi

penulis adalah guru di SMAN 6 Barru Sulawesi Selatan...

Selengkapnya
Navigasi Web

SEKOLAH IMPIAN ARSAN

Pagi ini kami sekeluarga bangun pagi-pagi sekali, saya dengan sigap membangunkan semuanya. menyuruh mandi, siap-siap sarapan, saya sendiri yang langsung “turun gunung” membantu istri mempersiapkan makanan, seingat saya sudah lama juga baru terjun langsung ke area dapur.

Gerangan apa penyebabnya! Ternyata hari ini kami akan mengantar Arsan, anak laki-laki paling gagah di keluarga kami, tentu setelah ayahnya. Hari ini hari kedua pendaftaran siswa baru untuk SMA. Mengapa harus sibuk pagi-pagi? Itu karena Arsan memilih sekolah boarding school di daerah yang jauh dari rumah kami namanya SMAN Tanggul, entahlah itu pilihan Arsan. Katanya setelah searching di internet ternyata ada sekolah boarding school di satu daerah yang memang sangat jauh dari rumah kami.

Saya sebagai orang tua tidak terlalu memaksa anak-anak untuk memilih pilihan sekolah mereka. Hal ini sesuai dengan pemahaman parenting yang saya miliki, mungkin sebagian menganggap kami orang tua yang terlalau membebaskan anak dalam pilihan, tetapi masalah ini sudah kami rembukkan bersama. Keluarga kami dibangun dari pondasi keterbukaan. Yah..karena itu pilihan Arsan saya akan mendukung dengan sepenuh hati.

“Sudah dekat, Pak” Arsan mengingatkan

“Wah! lumayan jauh ya, Pak” istriku menimpali, saya paham sebenarnya istriku ini tidak ada masalah dengan plihan Arsan, tapi yang ia khawatirkan terlalu banyak, bagaimana jika Arsan sakit, atau ada masalah di sekolah, atau butuh ini dan itu…demikianlah kasih seorang ibu. Saya hanya memberikan semangat untuk mendukung Arsan lahir batin, inikan untuk kebaikan dan masa depan Arsan.

Senyum lebar panitia menyambut kami, tampaknya mereka cukup suka cita mengetahui kami berasal dari daerah lain. Saya dipersilakan duduk bersama Arsan dan istri serta dua orang pasukan cilik Ima dan Asri, mereka adik-adik Arsan, terpaksa ikut karena bibi pulang kampung.

“Silakan duduk, Pak” ucap seorang bapak yang agak brewokan dengan ramah. Dari papan namanya saya memastikan ini pasti ketua panitianya.

“Oh…ini Arsan, ya” katanya sambil menyalami Arsan

“Hari ini hanya verifikasi saja, Pak soalnya sudah mendaftar online kemarin” katanya mulai menjelaskan.

Memang sejak tiga tahun terakhir, seluruh wilayah di daerah ini sudah mulai melakukan pendaftaran online untuk siswa SMA/SMK dan sederajat. Saya rasa ini bagus untuk membuat orang-orang melek teknologi dan memudahkan orang tua mendaftarkan anak-anaknya di sekolah yang mereka tuju.

“Lusa pengumuman, Pak. Kalau ada waktu setelah pengumuman besoknya, Nak Arsan sudah boleh mendaftar ulang” kata panitia tadi, sambil menunjukkan hasil verifikasi. Saya merasakan sekolah ini bagus dan semua orang cukup bersahabat. Mungkin pilihan Arsan di sekolah ini sudah tepat.

Ternyata verifikasi hanya membutuhkan waktu sebentar, kamipun langusng tancap gas pulang ke rumah. Dalam perjalanan semuanya senang dan gembira. Tidak lupa kami menyinggahi beberapa tempat wisata yang sempat kami lalui. Wah, sangat menyenangkan.

Hari pengumumanpun tiba. Dengan semangat saya membatu Arsan membuka laman sekolah SMA/SMK untuk melihat pengumuman. Akan tetapi, berapa kali kami otak atik tidak satupun pengumuman untuk sekolah boarding school. Sayapun berinisiatif menelpon panitia di sekolah tempat Arsan mendaftar. Panitia menjawab mereka tidak tahu juga masalah, mohon bersabar mungkin besok atau lusa pengumumannya akan segera terbit. Hari ini Arsan tidak berselera, pengumuman yang dtunggu tidak kunjung tiba, mudah-mudahan besok akan diumumkan . saya hanya bisa menghibur Arsan, dan memintanya bersabar.

Besoknya kamipun mencaripengumuman untuk sekolah boarding school, lagi-lagi tidak ada. Baru saja saya akan menelpon panitia, ternyata panitia sudah menghubungi untuk bersabar katanya ada kesalahan sistem. Hari kedua ternyata juga demikian, Arsan benar-benar sudah kehilangan semangat, pengumuman yang ditunggu tak kunjung datang. Saya yang sejak kemarin menenangkan Arsan kini mulai uring-uringan.

Tensi saya tampaknya sudah mulai naik. Permaianan apa ini yang dilakukan paniti, apa dia belum tahu siapa saya. Ini tidak bisa dibiarkan. Istri saya selalu menyabarkan agar tidak terbawa emosi.

“sudahlah, Pak, mungkin memang ada masalah pada sistem mereka kita sabar saja” istriku menenangkan. Entahlah tampaknya kali ini istriku berusaha menjadi malaikat penyelamat. Tapi itu tidak mempan lagi bagiku. Pagi itu tanpa sepengetahuan Arsan dan istriku, segera kupacu mobil menuju sekolah boarding school itu.

“Saya tidak bisa terima masalah ini, kalian mempermainkan saya yah!” kugebrak meja di depan panitian yang beberapa hari lalu menerima kami. Ia tampak mulai pucat. Kawan-kawan panitia yang lain menyingkir melihatku datang dengan marah-marah.

“kami mohon maaf, Pak ini diluar kemampuan kami” panitia berkacamata itu mulai bicara dan membela diri. tapi saya sudah kalap, benar-benar ini menyingung harga diriku

“kalian sebenanrnya mau apa!” saya mengeluarkan tas, mengambil segepok uang kertas dan melemparkannya di atas meja.

“inikan mau kalian, saya paham kalian memainkan ini supaya kami orang tua mulai menngeluarkan uang dengan dalih kerusakan atau apalah!” dengan nada tinggi uang itu kubanting di depan panitia. Semua orang terdiam, memang beberapa orang tua siswa tampaknya juga sudah hadir di sekitar meja panitia.

“betul, Pak!” ini pasti akal-akalan panitia. Kini beberapa orang tua sudah mulai buka suara.

Suasana semakin riuah, puluhan orang sudah berdatangan. Saya kasihan juga melihat panitia memberikan penjelasan, tetapi semakin mereka memberikan penjelasan, semakin marah pula orang tua siswa. Mereka sudah mulai menuntut bertemu kepala sekolah.

Tidak berapa lama, datanglah kepala sekolah di damping beberapa guru, wajah mereka agak sedikit kecut, soalnya orang-orang tua siswa kini sudah berteriak-teriak seperti menemukan maling. Tetapi kepala sekolah mulai menenangkan dan meminta semua untuk duduk dengan tenang di ruang pertemuan.

“Baik, Bapak dan Ibu sekalian. Saya mohon dengan sangat mari kita berpikir jernih dan tidak emosi terlebih dahulu” kepala sekolah berusaha memberikan penjelasan tentang masalah pedaftaran online ini kepada puluhan orang tua siswa.

Saya yang tadinya menjadi asal mula kisruh ini, mulai memahami sedikit demi sedikit persoalan yang sedang membelit sekolah ini. Kami dari orang tua saling berpandangan satu sama lain. Beberapa orang tertunduk tafakur, sambil menggeleng-gelengkan kepala. Aih..betapa rumitnya masalah ini. Betapa pendidikan tidak bisa lagi disamakan dengan kita-kita ini saat masuk sekolah.

Dengan perasaan masih dongkol, saya segera meraih tangan kepala sekolah dan beberapa panitia, memohon maaf atas ulah saya tadi. Beberapa orang tua siswa juga berbuat hal yang sama. Sayapun memacu mobil tanpa semangat. Apa yang harus saya katakana pada Arsan. Anak itu sungguh bersemangat ingin bersekolah di boarding school, mudah-mudahan Arsan dapat menerima masalah ini dan maklum dengan masalah yang dihadapi sekolah.

Mobil kubelokkan masuk ke Lorong 2, rumah kami terletak di ujung Lorong ini. Tetapi mengapa banyak orang berumpul di sekitar rumah kami di ujung sana. Mobil semakin mendekat. Semua orang berbalik, dari kerumunan itu istriku menyeruak, berlari tergesa-gesa sambil menangis ke arah mobil yang sudah kuparkir. Akupun segera keluar menjemputnya.

“Arsan, Pak” istriku memelukku dengan erat sambil menangis, sejurus kemudian iapun terjatuh dan pingsan tepat saat saya meraihnya.

Tidak…ini tidak terjadi, ini pasti mimpi…akupun terjatuh saat melihat pemandangan di dalam rumah, dan tidak mengingat apapun lagi setelahnya.

===selesai===

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mengapa bila cerpen2 gurusiana di buka di android banyak terjadi kesalahan pengetikan secara otomatis

08 Jul
Balas



search

New Post