"Setiap kejadian pasti ada hikmah di dalamnya" demikian pernyataan ini dipastikan menjadi kata pamungkas selain kata "Sudah Takdir" saat musibah, kejadian yang tak mengenakkan, atau tidak sesuainya harapan dan kenyataan. Saya pernah bertemu dengan beberapa orang terkait dengan respons mereka terhadap kalimat ini. Ada yang menerima kalimat ini dengan rasa pasrah, ada pula yang menerimanya dengan setengah hati, bahkan ada yang pernah mengatakan kepada saya "Kejadian yang menimpa saya ini sama sekali tidak ada hikmahnya!" Seorang Ibu yang anaknya terkena kaker tulang langka hanya bisa pasrah dan menyandarkan semuanya pada Allah Swt. seorang teman yang tidak lulus prajabatan, dan kejadian yang menyebabkan ketidaklulusannya sama sekali tidak ada hubungannya dengan dirinya. Ia tidak menerima kenyataan ini, sehingga saat saya datang dengan kalimat pamungkas itu maka dia menampiknya dan mengatakan tidak ada hikmah dari kejadian itu, ini murni kesalahan keegoisan manusia semata.

Rasa-rasanya dari respons ini kita dapat membaca dua hal. Yang pertama; kalimat setiap kejadian pasti ada hikmahnya adalah bahwa kehidupan manusia dikendalikan takdir, kita tidak mengetahui saat keluar dari rumah kejadian apa yang menimpa kita. Masalah ini masuk dalam masalah keimnanan yang tak mampu ditawar. Contoh ketika seorang yang berdiri di pinggir jalan sangat marah saat seekor semut menggigitnya sedetik saat ia berpindah dari tempat ia terggit semut, sebuah mobil meluncur tanpa kendali di tempat tadinya ia berdiri. rasa marah berubah menjadi rasa syukur tiada tara. Bila harus membuat contoh maka bertebaranlah contoh itu dalam seluruh kehidupan kita.

Yang kedua; kemampuan manusia yang tidak dapat menangkap hikmah dibalik setiap kejadian. Hikam yang dimaksud juga boleh jadi bukan kejadian lain yang pada saat bersamaan seperti contoh di atas. Boleh jadi hikmah itu, langsung terjadi pada saat itu, besok, lusa, atau di masa yang akan datang. Tampaknya dibutuhkan kecerdasan spiritual untuk memahami masalah-masalah seperti ini. Wallahu alam bisawab.