jamilah spd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

IMPIAN BUTUH KEBERANIAN

Tantangan kehidupan ada di depan semua orang. Banyak hal yang terkadang tidak disangka tiba-tiba mengejutkan. Pasrah setelah berusaha semaksimal mungkin harus ada di setiap hati. Beban kehidupan diberikan pada hamba Allah SWT sesuai kemampuan. Jalan yang akan ditempuh itu berbeda-beda. Bagaimana seseorang akan menghadapi masa depan dengan cemerlang, keberanian menjadi tantangannya.

Dua puluh lima tahun saya mengarungi rumah tangga. Tiga anak laki-laki yang telah diberikan Allah SWT. sudah pada dewasa. Pada tahun 2018 ini, ketiganya akan mencari ilmu ke jenjang yang lebih tinggi. Kerikil-kerikil kecil dalam rumah tangga itu hal yang biasa. Tanpa itu semua apa arti kehidupan. Banyak kejadian yang terkadang harus berfikir apa yang telah dilakukan.

Ada kejadian yang tak disangka membutuhkan pikiran yang lebih teliti ketika menimpa suamiku. Sakit panas yang dirasakan sudah berjalan agak lama, tetapi aktivitas terus tetap berlangsung. Masuk sekolah setiap hari dan pada hari Minggu menjenguk anak ketiga ke asrama itu hal yang biasa. Pada awal tahun pelajaran 2017-2018, tepatnya pada saat pelaksanaan pendaftaran siswa baru. Saat itu malam hari, ketika tidur saya seperti terjaga. Rasanya masih tidur tapi terdengar sesuatu. Pada saat itu di pikiran saya langsung mengatakan aneh, tiba-tiba ada suara kerikil yang jatuh mengenai genting rumahku. Tidak habis pikir selama ini yang saya rasakan. Mulai rumah ditempati sejak tahun 1997 sampai diperbaiki, mengapa ada yang jatuh mengenai genting. Kejadian ini saya anggap hal yang wajar. Mungkin sudah memang harus ada yang diperbaiki.

Pada saat itu suami agak tidak enak badan. Kondisi mulai sakit panas badannya. Merayu untuk diajak berobat itu tidak pernah mau. Hanya minta dicarikan tukang pijit yang dilakukan oleh suamiku untuk meredahkan rasa panas. Biasanya panasnya sudah mulai redah setelah dipijit. Ternyata dingin tubuhnya hanya sebentar. Setelah itu panas seperti sebelumnya. Pijit tidak hanya dilakukan sekali, itupun tidak menjadikan redah panasnya. Meminta untuk dibelikan obat, saya lakukan. Setelah diminum, dingin tetapi setelah berkeringat dingin langsung panas lagi. Suamiku cerita padaku, apa sakit maag ya? Obat maag saya belikan. Sakit panas yang diderita tidak kunjung redah. Kejadian itu lama sekali sampai lebih dari satu bulan. Kejadian itu pada bulan Puasa Romadon. Makan dan minum pada saat berbuka dan sahur terkadang hanya sebagai penggugur sunnahnya puasa. Tanpa menunjukkan rasa sakit pada keluarga itu yang selalu ditampilkan oleh suami. Aktivitas saya tetap berjalan yaitu masuk sekolah. Karena sama-sama menjadi guru, masuk sekolah karena ada pendaftaran siswa baru tetap berjalan. Akhir Romadon menjelang hari Raya Idul Fitri, libur sekolah dimulai. Anak-anak saya mulai berdatangan karena harus bersilaturrohim.

Awal mau pergi ke tempat berobat karena semua anaknya ada di rumah. Luthfi, anak pertama bersama saya dan suami pergi ketempat berobat. Setelah diperiksa dokter ternyata disuruh ke laborat untuk mengecek darah. Hasil yang telah diberikan petugas laborat ke dokter, kami dipersilahkan masuk. Ternyata terkena demam berdarah dan typus. Saran dokter untuk makan seperti biasanya, karena typusnya sudah tinggal sedikit. Kemudian kami berpamit untuk pulang, dokter mengatakan besok periksa lagi. Sebelum berangkat berobat tadi, seandainya harus dirawat di rumah sakit, kami siap. Alhamdulillah, ternyata tidak. Besoknya periksa lagi, seperti di hari pertama, setelah diperiksa dokter lalu ke laborat. Hasil yang diterima menunjukkan typusnya sudah tidak ada demam berdarahnya tinggal sedikit, kata dokter yang memeriksa sambil menunjukkan hasil laborat. Seperti dihari pertama, dokter mengatakan besok periksa lagi. Di hari ketiga setelah diperiksa dokter, juga ke laborat. Alhamdulillah, hasil yang didapat sudah normal. Kenyataan tiga hari ke dokter, setelah meminum obat, badannya menjadi dingin dengan mengeluarkan keringat yang sangat banyak. Sejak seminggu menjelang hari raya suamiku tidak berpuasa, sebelumnya puasa tetap dijalankan.

Hari raya Idul Fitri kunjung tiba. Saatnya semua orang merayakan dengan suka ria. Keluarga saya hanya ada di rumah, kecuali di hari pertama. Berlebaran ke rumah bapak dan saudara bapak dan ibu yang ada di Bangil saja. Baru datang di rumah adiknya bapak, suamiku sudah terasa panas badannya. Kemudian kami pulang karena sudah tidak kuat karena rasa sakit yang dialami oleh suamiku. Biasanya kami saling mengunjungi kesanak saudara. Lebaran tahun 2017 kali ini, kami yang dikunjungi baik dari saudara saya maupun suami. Mereka tidak mengira kalau tidak beranjangsana untuk silaturrohim. Karena setiap tahun mengenalkan anak-anak saya ke rumah saudara itu yang dilakukan. Pertama yang datang ke rumah adik-adik saya, kemudian datang istrinya adik dari suami karena rumahnya dekat. Pada berdatangan saudara suami yang dari Jombang dan Kraksaan karena ditunggu biasa kerumanya sekarang kenapa tidak. Mereka pada bertanya-tanya karena tidak biasanya.

Masuk sekolah setelah hari Raya Idul Fitri, aktivitas sudah berjalan seperti biasa. Anak-anak saya sudah mulai kembali ke asrama tempat dia mencari ilmu. Teman suami yang satu sekolah datang ke rumah, itu yang dicerikan suami ketika saya pulang sekolah. Suatu hari, ada satu teman suami yang datang ke rumah, karena silaturrohim. Cerita punya cerita beliau mengatakan pada suami, pak, sampean terkena sihir gini lho. Kemudian menyarankan untuk berdoa seperti Rosulullah terkena sihir. Istiqomah yang dilakukan oleh suami, doa maka akhirnya redah juga. Surat Alikhlas, surat AlFalaq, dan surat Annaas itu yang disampaikan dan untuk diamalkan. Setelah itu ada lagi teman suami yang lain diajak ke rumah adiknya untuk dipijit apa memang benar kena sihir. Setelah di sana kesakitan yang luar biasa ketika dipijit. Orang yang memijit mengatakan berprasangka yang tidak baik harus dibuang jauh-jauh. Seandainya memang diganggu sama orang harus dikembalikan pada Allah. Modal utama kesembuhan karena keikhlasan hati yang bersandar pada Allah SWT.

Ternyata kehidupan bukan lagi impian tetapi kenyataan. Oleh karena itu, perlu kedekatan diri kita pada Allah SWT setelah berusaha. Bukan lagi tanpa usaha hanya doa, itu yang termasuk orang malas. Keberanian untuk terus maju merupakan modal utama dalam menggapai kehidupan. Semena-mena bukan tujuan untuk menggapai segalanya tetapi akhlak mulia sebagai penyeimbang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post