jamilah spd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MENGUKIR PERMATA DI KAWAH CANDRADIMUKA

Dalam pewayangan sering kali kita mendengar tokoh Gatotkaca. Pada waktu masih bayi namanya Jabang Tetuka. Dia dimasukkan dalam kawasan kawah candradimuka di gunung Jamurdipa oleh Narada. Para dewa kemudian melemparkan berbagai jenis senjata pusaka ke dalamnya. Setelah tiba masanya ditempa di kawah candradimuka, Tetuka muncul di permukaan sebagai seorang laki-laki dewasa. Batara Guru, raja Kahyangan menghadiahkan seperangkat pakaian pusaka kepada Tetuka. Sejak saat itu berganti nama Gatotkaca dan menjadi seorang kesatria (id.m.wikipedia.org>wiki>Gatotkaca).

Penulis berasumsi bahwa siswa yang masuk di sekolah sama artinya dengan cerita diatas. Sekolah salah satu komponen lingkungan selain masyarakat dan keluarga yang dapat membentuk perilaku. Aneka ragam siswa yang ada di dalamnya dari berbagai kultur. Mereka mendapatkan ilmu untuk bekal selanjutnya.

Dalam Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang standar isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Memuat tentang tingkat kompetensi dan kompetensi inti. Penjabarkan dalam silabus kurikulum 2013 terkandung kopetensi sikap social. Oleh karena itu penilaian kurikulum 2013 meliputi penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian ketrampilan. Hasil yang akan dicapai mereka bukan hanya cerdas pengetahuan, tetapi juga emosional.

Kompetensi Inti 2 yang berisi tentang sikap sosial, diharapkan guru dapat mengubah karakter pada diri siswa. Sekolah tempat pendidikan formal, maka dalam pembelajaran aspek sikap, aspek pengetahuan dan aspek ketrampilan berjalan selaras. Ada 18 karakter yang ada dalam kurikulum 2013 antara lain religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Guru dalam menanamkan karakter yang sesuai dengan kepribadiannya, maka siswa akan mempraktekkan. Siswa itu seperti sebuah permata semakin digosok semakin bagus. Dengan kata lain siswa yang diberi belaian kasih sayang maka ada rasa keterkaitan.

Pendidikan itu harus dibarengi dengan guru yang memiliki jiwa besar. Jiwa besar yang dimiiki setiap guru inilah yang akan menghasilkan siswa berkualitas. Terkadang guru tidak mau mengenali dirinya sendiri apalagi pada siswanya. Tidak selalu siswa tempat tumpuhan kesalahan tetapi guru juga tidak selalu benar. Guru harus selalu mau menerima kritikan dan saran agar menjadi guru yang berkualitas. Ketika pembelajaran berlangsung maka guru harus mau dilihat orang lain (open class). Permasalahan pada saat observer itu yang akan memperbaikinya. Oleh karena itu guru sebelum mengenali siswanya terlebih dahulu harus mengenali kepribadinya. Pembelajaran akan diterima dengan baik jika sesuai dengan karakternya.

Selama tujuh jam siswa berada di sekolah untuk memperoleh ilmu memiliki peranan yang penting. Selebihnya lima belas jam mereka di lingkungan keluarga dan masyarakat harapannya mereka tidak terbawa arus. Ketika siswa masuk jenjang pendidkan yang baru, maka akan diperkenalan lingkungan yang baru. Kesan karakter pertama yang mereka dapat pada saat pengenalan akan terbawa sampai lulus.

Menurut William W Hewitt dalam bukunya The Mind Power, orang dibedakan jenius dan tidak jenius dibidangnya. Karena itu setiap siswa memiliki IQ, EQ dan SQ yang berbeda-beda. EQ siswa perlu diasah dengan pemberian karakter. Guru sebaiknya datang kesekolah 30 menit sebelum masuk. Siswa merasa diperhatikan. Guru yang memiliki kebiasaan tersenyum maka akan tertananam karakter komunikatif. Menyapa siswa, mereka merasa diperhatikan dan berjabatan tangan membuat peduli sosial dan terjalin persaudaraan. Karena itu kebiasaan yang dilakukan akan jadi terbiasa, sesuai pepatah “ala bisa karena biasa”. Dengan karakter itulah siswa ketika dilepas akan tetap memiliki jiwa besar. Menurut penelitian perbandingan EQ itu harus lebih banyak dibanding IQ karena itu akan dibutuhkan dalam memasuki dunia kerja. Salah satu contoh sekolah yang memberikan larangan untuk tidak membawa hp. Karena hp yang dibawa siswa ke sekolah banyak memberi hal yang tidak baik. Sikap tidak peduli sosial akan mereka lalukan. Karenanya larangan membawa hp kesekolah itu terus didukung.

Dalam pepatah jawa disebutkan “sabdo pendeto ratu” artinya siswa lebih patuh pada guru dalam segala hal. Peranan guru dalam pendidikan amat besar andilnya, karena bukan hanya sekedar mengajar tapi juga mendidik. Sekolah merupakan lingkungan pembentuk karakter maka pendidikan perlu menjadi perhatian utama. Sampai sekarang pemerintah terus memperhatikan dibidang pendidikan. Untuk menuju bangsa yang besar diawali dengan pemuda yang punya jiwa besar. Karakter yang terukir akan menjadikan siswa memiliki etika sehingga akan tercipta generasi yang bermoral, bertanggung jawab dan mampu menunjukkan jati dirinya sebagai manusia yang berbudaya. Tujuan pendidikan yang tercantum pada pembukaan UUD 45 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa akan benar-benar terwujud.

Pembentukan karakter yang menjadi tranding topic maka terus ditingkatkan. Setelah ditempa di sekolah mereka akan meneruskan kehidupan nyata. Bekal karakter yang sudah terpola akan menempah dikehidupan masyarakat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post