Jandris SKY

Lahir di Jakarta, 20 Januari 1973. Sarjana S1 Jurusan Teknik Mesin. Dengan motto : " bersyukur dalam segala hal " Buku antologi puisi yang telah terbit...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGGAPAI ANGAN DI TENGAH BADAI
21-12 -2016 Piramiyd Gisa, Mesir

MENGGAPAI ANGAN DI TENGAH BADAI

" MENGGAPAI ANGAN DI TENGAH BADAI “

Oleh : Jandris Slamat Tambatua

Sembari menghirup teh, menatap keluar jendela rumah dan menghela napas. Hujan musim semi dan sinar mentari telah berpadu. Hamparan bunga yang berwarna-warni dan indah dalam taman yang terawat baik. Andai aku punya taman seperti itu tanpa perlu merawatnya, terkadang jalan pintas itu baik dan praktis.

Namun ada yang bisa mematahkan semangat dan melemahkan kepekaan kita. Seringkali kita mulai pasrah, tiba-tiba harapan datang menjelang. Seringkali di saat kita lelah, tiba-tiba semesta datang membawa semangat untuk berjuang. Terkadang sewaktu waktu, prasangka pernah menjauhkanmu dariku.

Namun tawa yang pernah ada menjadi sangkaan yang indah merubah resah. Amarah tak harus berdiam panjang, karena banyak cinta dan kebaikan yang kita tenggelamkan bersama dalam kehidupan.

Bijaklah, agar bisa berdamai dengan diri sendiri. Agar tak terselubung benci. Karena sejatinya lebih baik merenda tawa daripada menyulam dendam membara.

Ada yang masih membawanya kehati.. Bahkan ketika niat saja sudah tak ada lagi..

Begitulah terkadang, sulit terbedakan antara benci dan cemburu yang setengah mati. Aku hanya tersenyum...., usia tidak menjamin menjadi matang dalam kedalaman pikir, kadang malah membuatnya terlihat begitu pandir.

Ah…. sudahlah... Mungkin mengenal sampai hari ini itu lebih baik daripada lebih lama justru membuat beberapa rasa menjadi dosa.

Telah kuhabiskan seluruh musim . Pada sengat matahari dan dinginnya hujan, masih saja samar kuraba engkau dengan perasaanku yang liar.

Kulihat hujan jatuh di matamu. Suaramu yang ternggelam diantara debur gelombang. Kau yang membatu, bahkan saat kuketuk lembut garis bibirmu.

Kau yang tetap diam, dan aku yang menelan sangkaan, hingga sunyi menitipkan sebaris puisi. Aku memintal lagu di lorong rahasiamu, kunyanyikan diam diam.

Hingga waktu ditenggelamkan sinar bulan. Namun tak juga. kutemukan senyummu. Aku merasuki ruang batinmu.

Berguling tubuh dan jiwaku di lantai pualam sepanjang malam, itu hatimu. Kadang rintih mengusik lelap, aku tak henti memelukmu dalam gelap.

Mencari hatimu dengan iklas yang tak terlepas. Tak ada yang bisa ku terjemahkan pada bibirmu yang gemetar, pada tatapmu yang tak lagi liar.

Hanya mendung yang masih tetap bisa kusapa di wajahmu dengan ciuman yang beku, dengan batu batu yang menumpuk di sepanjang aliran nadimu.

Aku menangis di balik gerimis yang mengepungku. Menyeru pada langit biru. Hingga datang senja yang kesumba, tersungkur di ujung bukit.

Aku menggeliat, bersama degupku yang sakit. Pikirku mengangkasa, memelukmu dalam nestapa. Air mataku terserap udara yang bertuba.

Kau tetap kucinta, dari segala diam, kelam dan sisa terang hidupmu. Kita selalu memetakan sunyi. Bahkan saat kita merambah di keriuhan.

Kita sama, malang melintang dalam gelisah lalu limbung dalam ruang kosong, merasa begitu nyaman memelihara diam.

Bahkan cenderung lupa menyediakan tempat bagi kehampaan. " kita bukan kesepian, sayang ".

Kita hanya sedang memaknai bahasa tubuh yang kadang membingungkan, yang terkadang meliuk tak karuan.

Menguntit perjalanan demi perjalanan yang semakin mempersempit ruang tunggu. Karenanya kita memang lebih banyak membutuhkan sepi.

Hingga nanti dalam diam kita menyemayamkan hati. Tuhan memberi banyak jalan untuk bahagia..

Misalnya pagi sedini ini.. Aku sibuk menyapu jalan menghitung bintang bersamamu tanpa kedinginan.

Terima kasih sayang untuk semua waktu dan lelahmu, tak kau adukan pun pada sesiapa jika kau rela menghabiskan seluruh lelah demi memberiku tawa.

Dengan upadaya tiada terhingga, setiap waktu, setiap saat melupakan rapuhnya raga. Demi membeli gengsi gengsi kita.

Ah... Bersamamu TUHAN memberi begitu banyak senyuman. Ku yakin segala potensi diri tidak akan terabaikan walau banyak tanggung jawab yang harus di emban dengan segala kerumitannya, Usaha, kesabaran, ketulusan meringankan jalan kerja yang mungki sulit bagi orang yang peduli, waktu jadi jembatan mulia yang harus ditempuh, tak terasa..

Hadapi saja semua dengan syukur dan ikhlas, dengan satu detik senyum, satu menit mikir dan satu jam kerja.

Semoga tangan-tangan mulia pun ikhlas menggandeng tanganku menggiring jalan yang lebih pantas untuk melangkah ke kehidupan yang indah.

Dalam diam yang suam, senyap mengerat nafas. Kebekuan memeluk angin. Menyiasati rindu yang tak ingin.

Menuju tepi, kisah beranak pinak. Ada yang menjalar lalu mengendap meresapi sepi yang tiada kunjung menepi.

Separuh usia menyelam kehidupan. Waktu bergulir dan terus setia pada getir, Sebuah perkara tak pernah usai.

Bahkan ketika tatapanmu berpaling. Saat kau sibuk menjumlah bilangan ganjil yang mengganjal di sejengkal jarak lenganku dan lenganmu.

Aku melahirkan kesepakatan tentang keasingan yang lebih intim dari pertemuan, hingga malam tua dan memaksaku tuk menamatkan temu.

Kemudian limbung kepalaku hanya bertuliskan nyanyian Tuhan paling merdu.

Disinilah aku sekarang....Sibuk bertanya kepada sendu senja, menyambangi pagi redup penuh duga. Apa yang sebenarnya sedang ku rasa, hingga degup sesak penuh berbuah buah di dada.

Siapapun boleh menilaiku, mengatakan macam macam bahkan memusuhiku jika mereka mampu. Urusan hati dan isi kepala mereka (kalau punya) bukan urusanku.

Hidup dan mati merekapun bukan urusanku. Seandainya mereka mendapat kesenangan dengan cara mengulitiku habis habisan, aku juga punya cara untuk mendapatkan hiburan dari apa yang mereka lakukan padaku.

Mulut dan mata memang sering tak sepakat dengan hati dan otak, memang benar yang paling sabar adalah telinga.

Menerima segalanya tanpa menyela, hanya diam tanpa melawan, dalam menggapai angan ditengah badai.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post