Jandris SKY

Lahir di Jakarta, 20 Januari 1973. Sarjana S1 Jurusan Teknik Mesin. Dengan motto : " bersyukur dalam segala hal " Buku antologi puisi yang telah terbit...

Selengkapnya
Navigasi Web
Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak

Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak

“Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak ”

Keluarga adalah lingkungan sosial pertama yang ditemui anak ketika anak diizinkan untuk melihat dan menikmati dunia. Banyak yang dipelajari anak dalam keluarga, terutama hubungannya dengan orangtua. Kasih sayang dan cinta kasih yang anak kembangkan dalam hubungan sosialnya, erat hubungannya dengan apa yang anak terima dan dirasakan dalam keluarganya.

Peran keluarga memiliki potensi yang sangat besar bagi pertumbuhan anak sedini mungkin, dimana anak diibaratkan sebagai selembar kertas putih kosong yang harus diisi dan belum memiliki bentuk jiwa yang tetap, sehingga faktor keluargalah yang sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter seorang anak.

Selain guru, orangtua juga mempunyai peran yang tak kalah pentingnya dalam mendidik anaknya, karena keluarga sebagai lembaga pendidikan dalam perkembangan kepribadian seorang anak.

Lingkungan keluarga juga bisa dikatakan sebagai lingkungan yang paling utama dalam pembentukan perkembangan pendidikan anak, karena sebagian besar kehidupan anak berada didalam lingkungan keluarga.

Setiap orangtua pastinya menginginkan memiliki anak yang berperilaku baik, sopan santun dan tumbuh sehat. Bukan hanya untuk menciptakan keluarga yang bahagia dan harmonis, melainkan agar mereka kelak mampu bertahan dalam masyarakat yang tidak bersikap toleran satu sama lain.

Menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan itu untuk memuliakan massing-masing anggotanya.

Dari definisi diatas, dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan yang saling ketergantungan.

Peran orang tua dalam memperhatikan studi anak berpengaruh besar terhadap hasil akademisnya. Biasanya anak dengan orangtua yang aktif memantau perkembangan pendidikan disekolahnya, mendapatkan peringkat baik di sekolah dan jauh dari hal-hal buruk seperti narkoba dan kekerasan.

Sebagai orangtua tentu harus bisa memahami bahwa setiap tahap perkembangan pendidikan yang di lewati anak akan berpengaruh pada cara berpikirnya, karena ini akan berpengaruh pada perubahan diri setiap anak.

Disinilah peran serta orangtua dalam keluarga sangat dibutuhkan, tak hanya orangtua saja akan tetapi orang terdekat lainnya seperti kakek, nenek dan saudara-saudaranya patut memberikan perhatian pada anak. Hal ini bisa menjadi faktor yang sangat baik dan mendorongnya untuk tumbuh berkembang dan berprestasi di sekolah.

Pendampingan orangtua dalam hal pendidikan anak diwujudkan dalam suatu cara dimana orangtua mendidik anak yang disebut juga dengan istilah “ Pola Asuh ”.

Orangtua berusaha menggunakan cara yang paling baik menurut mereka dalam hal mendidik anak. Untuk mencari pola asuh yang terbaik hendaklah orangtua mempersiapkan diri dengan beragam pengetahuan untuk menemukan pola asuh apa yang tepat dalam mendidik anak.

Berikut ini ada empat tipe pola asuh yang dikembangkan pertama kali oleh Diana Baumrind (1967) :

1. Pola asuh otoritative (otoriter).

Pada pola asuh ini, orangtua cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya diikuti dengan ancaman-ancaman. Pada pola asuh otoriter, biasanya orangtua cenderung memaksa, memerintah, menghukum dan tidak mengenal kompromi. Pola asuh otoriter merupakan pola asuh yang palin bahaya, dimana semua keinginan orangtua harus dituruti oleh anak tanpa pengecualian.

Anak tidak bisa memberikan pendapat dan hanya harus mengikuti kemauan dari orang tua tersebut tanpa memberikan alasannya. Akibatnya bisa membuat anak “depresi”, dan apabila anak tersebut berhasil mengikuti pola asuh yang seperti ini, maka anak akan bersifat seperti orangtuanya.

Pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas, menarik diri, pemalu, dan tidak percaya diri.

Contoh pola asuh otoriter: paling sering terjadi, orang tua memaksa anaknya untuk masuk ke jurusan teknik, akan tetapi si anak tidak menyukai jurusan tersebut.

2. Pola asuh permisive (pemanjaan).

Pada pola asuh seperti ini, orangtua memberikan pengawasan yang sangat longgar dan memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Anak sedikit sekali dituntut untuk suatu tanggung jawab dan diberi kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri serta orangtua cenderung tidak menegur ataupun memperingatkan apabila anaknya sedang dalam keadaan bahaya serta sangat sedikit bimbingan yang diberikan. Ciri pola asuh ini adalah semua keputusan lebih banyak dibuat oleh anak daripada orangtuanya.

Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang impulsive, agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri dan kurang percaya diri.

Contoh pola asuh permisif : anak tidak diberi batas waktu, artinya mau anaknya pulang pagi, orangtua tidak mempedulikan atau menanyainya.

3. Pola asuh autoritatif (demokratis).

Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang paling baik dimana memprioritaskan pada kepentingan anak, bersikap rasional dan selalu mendasari tindakannya pada pemikiran menurut akal sehat.

Pada tipe pola asuh seperti ini, orangtua harus bersikap realistis terhadap kemampuan anak, dan memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan sehingga pendekatan kepada anak terasa hangat.

Pada pola asuh ini, orangtua lebih mau mendengar keluhan dari anaknya dan bebas mengemukakan pendapatnya.

Pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyaai hubungan yang baik dengan teman, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru dan koperatif terhadap orang lain.

Contoh pola asuh demokratis : orangtua lebih banyak memberikan pembelajaran agar anak menjadi lebih baik lagi dan yang terpenting lagi mengajarkan sopan santun dalam bermasyarakat.

4. Pola asuh indulgent (penelantar).

Perilaku penelantar secara fisik dan psikis bisa kita temui pada ibu yang sedang mengalami depresi. Ibu yang depresi pada umumnya tidak mampu memberikan perhatian fisik maupun psikis pada anak-anaknya. Orangtua mempunyai peran pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya . Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka, seperti bekerja dan juga kadangkala biayapun dihemat-hemat untuk anak mereka.

Pola asuh penelantar, biasanya akan menghasilkan karakteristik anak yang moody, impulsive, agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah dan sering bolos di sekolah.

Jadi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pendekatan yang dipakai orangtua dalam pengasuhan sangat memberi dampak pada perkembangan anak, sehingga pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang baik dalam pengasuhannya.

Dalam lingkungan masyarakat, pengasuhan yang baik adalah pengasuhan yang membantu anak yang berhasil disekolah dan menjauhkan anak dari perilaku anti sosial serta pemakaian narkoba dan alkohol.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan renyah..... semangat ya......

25 Mar
Balas

Mantap Pak Sonny Sendu...

25 Mar
Balas

Mantap pak

02 Apr
Balas

Makasih Pak Ajran...

02 Apr

Mantap pak

02 Apr
Balas

Mau bertanya nih Adakah faktor pra lahir berpengaruh terhadap kepribadian anak pak

02 Apr
Balas

Ya Pak Ajran, krn pengaruh psikologi org tuanya terutama Ibu yg mengandung dan tergantung emosi jiwapd saat

02 Apr

Ya Pak Ajran, krn pengaruh psikologi org tuanya terutama Ibu yg mengandung dan tergantung emosi jiwanya jg..

02 Apr



search

New Post