Jantriwanis

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Teguran dari Pendosa (Part 1)

Teguran dari Pendosa (Part 1)

Short message itu masuk tanpa permisi dan basa-basi mengatakan perihal apa yang hendak dibahas. Awalnya biasa saja, membahas tentang dilema-dilema pekerjaan. Fix seorang pemimpin itu tidak bisa memimpin sekehendaknya walaupun benar, melainkan dia harus melihat kapasitas orang-orang yang dipimpinnya. Keesokan harinya tidak lagi membahas dilema pekerjaan tapi meningkat pada dilema hati yang bernostalgia pada lembaran dosa yang terus seakan terasah. Sempurna, short message itu seperti ingin membawaku meraung mengujarkan pada dunia, kita sama-sama takut meninggalkan dunia tanpa ada amal dunia yang bisa dibawa. Apa itu? Rasa semacam apa yang telah rimbun menjalar ke akar-akar hati.

Kudengar sebuah cerita. Ada seorang alim, bekerja terus menerus dalam perbaikan namun suatu ketika dia bosan dengan rutinitas kebaikannya lalu ia bermaksiat, maka ia meninggal dan neraka menunggunya. Ada seorang jahil, bekerja terus menerus dalam kerusakan namun suatu ketika dia bosan dengan rutinitasnya lalu ia berbuat baik, maka dunia menunggunya. Bosan yang mana milik kita? Bosan yang mana yang sedang menerpa hati jiwa dan perasaan kita.

Kita adalah pemimpin bagi diri sendiri, kemana langkah yang kita bawa, kemana arah yang kita tuju. Allah tidak mengabadikan seseorang dalam kesesatan melainkan dibentangkanNya jalan perbaikan, tinggal kita mau meraihnya atau tidak. Tinggal kita ingin melangkah atau tidak. Namun, bagaimana mungkin kita melangkah sedangkan hati dipenuhi perasaan "ya tuhanku, tidak mungkin engkau menerimaku yang bergelimang dosa ini, tidak akan mungkin aku bisa melewati semua hembusan kebiasaan diri". Allah itu Maha, Maha Pengampun. Selangkah hambaNya mendekat padaNya, seribu langkah Allah mendekat.

Lantas manusia terenyuh "kenapa Allah terlalu memberiku ujian, kenapa terlalu berat, kenapa? Sedangkan rasanya aku dulu tidak pernah jauh dan sekarang jauh, jauh sekali". Dia ingin melihat seberapa besar cintamu, seberapa teguh hatiMu untuk kembali. Kembali menghamba padaNya, tidak terkenal di bumi tapi terkenal di langit. Berbenahlah karena tidak ada ujian tanpa adanya rahmat Allah.

Terima kasih short message nya yang mampu menegurku pula, mungkin juga yang menyempatkan diri membacanya. Sebab, ini adalah teguran dariNya yang dititipkan lewat si pengirim untuk mengingatkan, kita semua bisa kembali padaNya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Teguran dari pendosa, tulisan yang kaya hikmah untuk muhasabah diri. Allah akan bukakan pintu taubat bagi mereka yang sungguh-sungguh memperbaiki diri. Terimakasih Bunda.

11 Dec
Balas

Selalu mendekatkan diri pada-Nya merupakan jalan terbaik. Sukses selalu dan barakallah

11 Dec
Balas



search

New Post