Jazilah, S.Ag.,M.S.I.

Namaku : Jazilah Aku tinggal di kota Yogyakarta, mengajar di SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta. Kata Mutiaraku : "Sebaik - baik manusia adalah yang dapat ...

Selengkapnya
Navigasi Web
MEMBERI HIBURAN  Tantangan Menulis 365 Hari, Hari ke-670 menuju hari ke- 670  tantangang

MEMBERI HIBURAN Tantangan Menulis 365 Hari, Hari ke-670 menuju hari ke- 670 tantangang

MEMBERI HIBURAN

#Tantangan Menulis 365 Hari, Hari ke-670 menuju hari ke- 670

#tantangangurusiana670

#Kolom

Memberi Hiburan

“Pemberian tambahan seseorang kepada keluarganya lebih utama daripada pemberian tambahan kepada orang lain, seperti kelebihan seseorang shalat berjama’ah dibanding shalat sendiri.” (HR. Ibnu Abu Syaibah)

Terkadang rutinitas dalam keluarga menuntut adanya penyegaran. Bagaimana cara orang tua mengusahakan penyegaran di lingkungan rumahnya sendiri? Siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan penyegaran supaya semangat hidup dalam keluarga tumbuh secara positif dan menjadikan tiap-tiap anggotanya sebagai orang yang bermanfaat bagi dirinya dan semua keluarganya?

Tidak jarang orang tua menyadari pentingnya suasana penyegaran dalam rumah tangganya, tetapi di luar rumah ia sendiri sering bersama dengan teman dan handai taulannya mencari penyegaran . Karena adanya kecenderungan menganggap penyegaran dalam rumah (keluarga) sendiri tidak penting, maka Rasulullah membantah anggapan tersebut dan menjelaskan bahwa pemberian kepada keluarganya lebih utama dibandingkan pemberian kepada orang lain. Beliau menilai tindakan tersebut seperti seseorang melakukan shalat berjama’ah.

Supaya kita tahu apa yang disebut pemberian tambahan, tentu kita harus tahu apa yang dinamakan pemberian pokok. Hal pokok yang harus diberikan oleh kepala keluarga kepada anak istrinya adalah:

a. makan dan minum; b. pakaian; dan c. tempat tinggal.

Di luar ketiga hal ini merupakan kebutuhan tambahan. Rekreasi, liburan panjang, berkunjung ke handai taulan dan lain sebagainya termasuk pemberian suka rela dari kepala keluarga kepada anak dan istrinya. Tujuan pemberian tambahan ini untuk menghibur anak dan istri agar mereka mempunyai semangat hidup yang memang diperlukan setiap orang.

Tentu saja memberikan hiburan kepada keluarga ini sangat bergantung pada kemampuan kepala keluarga. Jika tidak ada biaya untuk mengadakan hiburan yang meriah, barangkali cukuplah berjalan-jalan menikmati pemandangan yang hijau dan aliran sungai yang tidak jauh dari rumahnya, atau dapat juga makan bersama yang agak istimewa pada hari anak-anak libur sekolah.

Jika ada orang yang bertanya, “Apakah yang dimaksud memberikan hiburan dalam Hadits Rasulullah itu merupakan hiburan yang sifatnya material? Bukankah mengajak anak-anak membaca Al-Qur’an dan menceritakan kisah para nabi dan sahabat juga merupakan pemberian hiburan kepada keluarga?”

Kepada mereka kita perlu menjelaskan bahwa Rasulullah sendiri menyatakan dengan kata-kata tathawwu’, yang artinya memberikan kesenangan atau juga berarti sedekah; sedangkan sedekah pada dasarnya berupa materi. Karena itu, pemberian tambahan atau hiburan yang dimaksud dalam Hadits di atas adalah lebih dekat pada bentuk materi, bukan pengetahuan.

Jika kita memperhatikan petunjuk Rasulullah dalam membina keluarga islami ini, lalu kita banding kan dengan penemuan-penemuan modern di bidang pendidikan dan pembinaan keluarga, nyatalah bahwa apa yang telah digariskan oleh Rasulullah merupakan ajaran yang berjangkauan super modern.

Mengingat pola dan bentuk pendidikan keluarga yang dasar-dasarnya telah diletakkan oleh Rasulullah, maka sesungguhnya adalah suatu kebodohan yang tak dapat dimaafkan jika kaum muslimin sekarang tidak dapat menyusun konsep secara utuh berkenaan dengan pendidikan dan pembinaan rumah tangga islami. Tuntunan yang selama ini terdengar nyaring di tengah masyarakat kita hanyalah suara gemuruh “anak wajib taat kepada orang tua dan orang tua wajib menafkahi anak”, sedangkan bagaimana tugas selanjutnya tidak tahu dengan jelas, terserah pribadi masing-masing.

Keadaan runyam semacam ini sesungguhnya hanyalah membuktikan betapa kualitas ulama dan intelektual Islam zaman sekarang sudah merasa puas dengan gemerlapnya perlombaan Qira'atul Qur'an atau menterengnya gelar-gelar kesarjanaan tanpa mempunyai karya-karya konkret dalam merumuskan atau menjabarkan ajaran Islam kepada umat. Akibatnya, jika kita ingin memperoleh petunjuk Islam dalam mengemban tugas keluarga, kita lari ke buku-buku Barat dan kembali sambil berlari dan berteriak, “Mana konsep Islam tentang pembinaan dan pendidikan keluarga secara praktis dan lengkap?” Padahal hal itu sebenarnya hanya karena ketidaktahuan kita saja.

Karena itu, kita harus tahu bahwa Islam pun menyuruh kita untuk mengadakan hiburan keluarga sebagai bagian dari upaya dalam membina anak shalih .

#Salamliterasi

#Yogyakarta, By: Jazilah Hudha (Bunda Hujazi), 11 Juni 2022

#TerimakasihAdmin

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post