MENJAUHKAN ANAK DARI BERMEWAH-MEWAH

#Tantangan Menulis 365 Hari, Hari ke-665 menuju hari ke- 665

#tantangangurusiana665

#Kolom

Menjauhkan Anak Dari Bermewah-mewah

Lanjutan...

Mendidik anak hidup dengan kesederhanaan adalah untuk mencegah mereka larut ke dalam tuntutan nafsu kemewahan. Jika nafsu kemewahan lebih dominan pada anak-anak kita, maka akan sulit menjauhkan mereka dari kemaksiatan. Dengan kebiasaan bermewah-mewah, mereka akan lebih banyak meninggalkan perbuatan-perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah, sehingga mereka dapat terjerumus ke dalam kehidupan kekufuran dan kemusyrikan. Misalnya, anak yang terbiasa kemewahan, pada waktu orang tuanya tidak mempunyai uang sama sekali untuk memenuhi tuntutan kemewahannya, akan memaksa orang tuanya untuk berhutang kepada tetangganya. Tindakan anak semacam ini sudah sering kita saksikan terjadi pada anak-anak yang dibiasakan hidup bermewah-mewah, yang bisa menimbulkan dua macam kerugian bagi orang tuanya, yaitu:

1. Tidak menghargai dan menghormati orang tuanya

2. Mencuri atau memaksa orang tuanya untuk berhutang kepada orang lain

Jadi, sikap orang tua yang lalai, sehingga membiarkan anak-anaknya biasa dengan bermewah-mewah, akhirnya akan merugikan diri anak dan orang tuanya sekaligus.

Dalam kehidupan modern, dunia Barat dapat dijadikan contoh konkret mengenai besarnya bahaya membiarkan anak-anak hidup dalam bermewah-mewah. Timbulnya kriminalitas remaja dari kalangan atas, seperti pemerkosaan atau pengerusakan motel atau tempat-tempat hiburan, adalah sebagai bukti dari pola hidup bermewah-mewah. Kita sering menyaksikan remaja secara bersama-sama melakukan pengerusakan terhadap tempat-tempat hiburan, tempat bilyar, tempat berdansa dan sejenisnya. Semua ini terjadi karena pola hidup bermewah-mewah mendorong nafsu angkara murka.

Dengan fakta-fakta yang dipaparkan oleh dunia sejak zaman ribuan tahun yang lalu sampai sekarang, menjadi bukti bahwa bermewah-mewah dalam makan, minum dan berpakaian memang membawa manusia pada perbuatan durhaka dan dosa. Lalu bagaimana cara melatih anak-anak supaya memiliki sikap tengah-tengah dalam kehidupannya? Langkah untuk ini agama telah menjelaskan agar kita berlaku sedang. Jadi, membelanjakan harta kita untuk makan, minum dan berpakaian sebatas pada kebutuhan dasar agar harta kita bermanfaat untuk membantu sesama saudara kita yang miskin, fakir, yatim, para janda karena kematian suaminya. Orang tua wajib mendidik anak-anaknya untuk mengerti kebutuhan orang lain dan mengendalikan nafsu kepentingan dirinya sendiri supaya kelak mengerti tanggung jawab sosial yang telah digariskan oleh Islam. Cara lain ialah membiasakan anak-anak untuk berpuasa Senin dan Kamis, mengunjungi keluarga-keluarga yatim, membantu orang-orang miskin sehingga anak-anak dapat menyadari bahwa masih banyak orang yang hidup dalam kekurangan di lingkungan sekitarnya. Insya Allah dengan cara semacam ini mereka tidak akan menjadi manusia yang egois dan mengejar hidup bermewah-mewah.

Jadi, jelaslah bahwa mendidik anak untuk menjauhi kemewahan akan membantu anak tumbuh menjadi manusia shalih, berguna bagi keluarga dan umat.

#Salamliterasi

#Yogyakarta, By: Jazilah Hudha (Bunda Hujazi), 8 Mei 2022

#TerimakasihAdmin