Jepri M.P. Sihombing

Guru Pengampu Biologi SMA Negeri 1 Pagai Utara, Kab. kepulauan Mentawai, Sumatera Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
ALEXANDRO ALEXANDRIA PART 7 (DENA ADALAH ALEXANDRIA?)

ALEXANDRO ALEXANDRIA PART 7 (DENA ADALAH ALEXANDRIA?)

ALEXANDRO ALEXANDRIA (PART 7)

» DENA ADALAH ALEXANDRIA? «

Sebatang rokok putih menyala terselip di antara jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan Alexandro. Alexandro tidak habis pikir mengapa Dena tega memanipulasi semua yang terjadi. Hisapan demi hisapan rokok ditemani segelas kopi hangat seolah menjadi teman paling setia. “tak ada yang bisa dipercaya,” batin Alexandro.

Hari itu sang mentari berada di titik tertinggi cakrawala biru. Dengan gagahnya menyinari setiap sudut kota Surabaya. Alexandro dengan kemeja biru dan celana jeans hitam menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi. “Ok, gue akan mulai dari tempat kehilangan Alexandria,” batin Alexandro dengan yakin. Tidak lama, toyota rush milik Alexandro tiba di tempat. Alexandro mulai mencoba memutar semua memori yang tersimpan di dalam kepalanya. Memori demi memori tetapi kehampaan yang ada. Tak ada satupun petunjuk. Tiba-tiba perhatian Alexandro tertuju kepada sebuah botol minuman di jalan itu. Alexandro mencoba mendekat. Semakin dekat, memori Alexandro seperti di restart ulang. “Botol ini yang terakhir dipegang Alexandria, waktu itu dia minta berhenti sebentar untuk minum dari botol ini,” batin Alexandro. “Iya gak salah lagi, botol ini yang buat gue berhenti waktu itu,,, dan setelah berhenti, gue gak ingat apa-apa sampai Dena sialan itu tiba,” lanjut Alexandro dalam hati.

Alexandro mencoba untuk mendapatkan informasi lebih. Dengan toyota rush miliknya, dia menuju ke gedung misterius tempat dia dan Dena mencuri data sekaligus tempat dia melihat perempuan mirip Dena di lantai tiga gedung itu. Setiba di tempat, Alexandro melihat ke lantai tiga dan perempuan itu tidak ada. Alexandro mengeluarkan samsung miliknya dan menunjukkannya kepada salah satu penjual es di lokasi gedung itu.

Pak, Bapak kenal perempuan ini gak?”

“Maaf, aku gak kenal Pak, tapi perempuan ini sepertinya sering ke gedung ini Pak,”

“Oh iya,, kira-kira jam berapaan perempuan ini sering datang kesini Pak?”

“Hmmmm, sebentar Pak saya lihat jam dulu… setengah jam lagi Pak,”

“Ok Pak, makasih infonya Pak,”

Setengah jam sudah belalu. Alexandro masih setia menunggu. Dan tiba-tiba, sebuah mobil berwarna silver memasuki area gedung itu. “Itu seperti mobil Dena, yah… gue yakin itu,” ungkap Alexandro dalam hati. Seorang perempuan keluar dari mobil itu. “Yah… itu Dena, ternyata Dena,,,,, Bangsat!” kekasalan Alexandro semakin memuncak.

Panas hati Alexandro mengalahkan panasnya terik matahari siang itu. Seolah tak menerima dengan apa yang sudah terjadi, Alexandro mencoba masuk ke area gedung itu. Tetapi apa daya, tenaga Alexandro tak berdaya dibanding tenaga satpam-satpam penjaga gedung itu. Alexandro pun pulang ke rumah. Toyota rush itu pun melaju kencang.

Segera koper berisi laptop itu dibuka olehnya. Alexandro dengan kemampuan dan perangkat inteligennya mencoba memindai sidik jari di botol minuman yang dia temukan tadi. Perlahan tapi pasti, layar laptop menunjukkan pola sidik jari. Semakin jelas semakin membuat Alexandro bertanya-tanya. Sidik jari itu persis dengan yang berada pada poster-poster dan baju terjemur itu. Sidik jari itu identik dengan punya Alexandria. “Pola sidik jari di poster, di baju terjemur dan di botol ini identik semua,”.

Segera Alexandro mendatangi rumah yang sering jemur baju itu. “Dari awal, baju ini yang menimbulkan pertanyaan,, tapi gue gak pernah fokus dengan baju itu,” batin Alexandro. Setiba di rumah itu, seorang perempuan paruh baya membuka gerbang.

“Siang mas, ada apa mas?”

“Aaa..aa… mbak yang sering jemur pakaian di sana kan?”

“Iya mas,, knapa mas?”

“A…a… aku bisa lihat bajunya gak mbak?”

“Oh.. bajunya sudah di bawa sama nyonya mas,”

“Kalo boleh tau, nyonyanya kemana mbak bawa bajunya?”

“Ke perusahaannya mas, baru aja berangkat mas,”

“Apa nama perusahaannya mbak,, hehehhe.. mana tau saya ada kesempatan ngelamar kerja disana,,, soalnya saya suka motif-motif baju mbak,”

“Maaf mas, saya kurang tau mas…. tapi nyonya pernah cerita kalo perusahaannya seperti membuat poster-poster gitu mas,”

Mendengar itu, Alexandro seperti disambar petir siang bolong. “Oh,,, jadi dari awal Dena sudah bermain-main dengan ku,” lamunan Alexandro.

“Mas, kok melamun mas?”

“Oh gak apa-apa mbak.. saya pamit dulu mbak,”

Sesampainya di rumah, Alexandro masih penasaran dengan gambar sidik jari di layar laptopnya. “Oh yah! Gue kan belum cuci gelas yang dipakai Dena kemaren,” batin Alexandro dalam hati. Segera gelas itu diambilnya, dipindainya dan akhirnya…. Sidik jari yang identik dengan Alexandria tergambar nyata di layar laptop itu.

“Atau jangan-jangan Dena adalah Alexandria?” batin Alexandro.

MNJ (My Name Jepri)

@saumanganya, 6 Oktober 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post