Jepri M.P. Sihombing

Guru Pengampu Biologi SMA Negeri 1 Pagai Utara, Kab. kepulauan Mentawai, Sumatera Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
BUNGA TERLARANG

BUNGA TERLARANG

BUNGA TERLARANG

Universitas ternama yang berlokasi di sudut kota Padang sedang melakukan pengenalan lingkungan kampus. Riuh suara mahasiswa baru seperti membelah keheningan yang sedang dirasakan oleh Danang yang merupakan mahasiswa baru jurusan ilmu alam di universitas itu. Danang berdiri di barisan paling belakang. Sepasang bola mata Danang tertuju kepada seorang perempuan yang berdiri di sudut barisan itu. Perempuan itu berhasil menarik perhatian Danang dari mahasisiwa senior yang sedang memberi arahan dengan suara lantangnya, seperti mengajak mau berperang. Danang seolah ingin menyediakan satu ruang lagi di hatinya untuk perempuan yang di sudut barisan itu, meskipun harus ada yang tersakiti.

Danang jatuh cinta. Yah! Danang merasakan seperti ada dorongan untuk lebih mengenal perempuan itu lebih jauh. Hati Danang bergejolak bagai ombak di samudera biru. Bergejolak seperti ketika merasakan jatuh cinta yang pertama kali saat berseragam putih biru. Meskipun kisah cinta di putih biru itu pupus meninggalkan kisah pilu.

Kisah cinta putih biru yang meninggalkan pilu berakhir ketika Danang jatuh cinta lagi di putih abu-abu. Cinta putih abu-abu memenuhi hati Danang tanpa bersisa. Tak ada ruang kosong di hati Danang untuk cinta lain. Kisah cinta Danang di putih abu-abu merupakan kisah cinta terdahsyat, bahkan melebihi kisah cinta legendaris Romeo dan Juliet. Tetapi, perempuan di sudut barisan itu seolah seperti menghilangkan akal sehat Danang. Danang punya cinta, tetapi Danang jatuh cinta lagi.

Tetapi, Danang tidak ingin menghianati cintanya, dan berusaha untuk mencoba memendam cinta yang tiba-tiba tumbuh di tengah keramaian mahasiswa baru universitas itu. Meskipun Danang tidak tahu, sampai kapan dia akan bertahan.

*****

Perkuliahan semeseter ganjil sudah berlangsung satu bulan. Satu bulan yang terasa tidak bermakna bagi Danang. Satu bulan itu, Danang hanya mendapatkan sedikit informasi tentang perempuan itu. Hanya sebatas nama yang Danang ketahui, Bunga. Yah! Nama perempuan itu Bunga. Di saat sudah ada bunga yang tumbuh di hati Danang, ada bunga lain yang ingin tumbuh di hati yang sama. Tetapi ada satu hal yang sangat dinikmati Danang dalam satu bulan itu. Danang setiap hari menikmati ciptaan Tuhan yang baru dia temukan. Senyum manis dan tatapan mata Bunga ibarat pupuk yang ingin menumbuhkan bunga baru di hati Danang. Setiap kali Danang dan Bunga dipertemukan dalam satu kelompok belajar yang sama, Danang selalu seperti sedang berada di tempat terindah di bumi ini. Tangan yang bersentuhan tanpa sengaja saja serasa seperti hal terindah yang diberikan Tuhan pada Danang. Danang dan Bunga satu kelas yang sama. Satu hal yang semakin mempercepat pertumbuhan bunga baru di hati Danang, meskipun Danang juga berusaha untu menjaga dan merawat bunga yang sudah tumbuh sejak putih abu-abu.

Seiring berjalannya waktu, perempuan bernama Bunga itu semakin dekat dengan mahasiswa lainnya. Hal yang wajar dilakukan di kota sebesar Padang, karena tanpa banyak kawan hidup akan seperti arah jarum jam yang berlawanan, tak bermakna dan akhirnya akan menambah daftar nama lawan. Danang seperti berada dipersimpangan jalan. Danang cemburu ketika melihat Bunga tertawa bahagia dengan mahasiswa lain yang sebenarnya juga adalah kawan Danang, tetapi Danang juga tidak ingin membunuh bunga yang sudah tumbuh sejak putih abu-abu dengan racun cemburu yang sedang melanda Danang dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Perjuangan cinta yang sangat menguras seluruh energi batin Danang.

*****

Bulan ketiga semester ganjil pun sudah memasuki masa akhirnya. Perjuangan kisah jatuh cinta Danang tak juga kunjung usai. Semua kisah itu bagai sinetron berjilid-jilid yang tak juga selesai meskipun pemeran utamanya sudah silih berganti, tergantikan oleh usia yang sudah usai. Akhirnya, Danang dan Bunga semakin dekat. Meskipun kadang debat menjadi penghambat untuk bercakap. Danang merasa bunga baru itu semakin memaksa untuk tumbuh di sebelah bunga yang sudah tumbuh sejak putih abu-abu. Jatuh cinta Danang kepada Bunga semakin menggebu. Menderu kuat dan seru, memberi perintah supaya bunga baru itu segera tumbuh.

Setiap hari Danang selalu berusaha mencari alasan hanya untuk sekedar bertegur sapa dengan Bunga. Bagi Danang, suara Bunga mampu melupakan bahwa uang saku bulanan belum juga kunjung datang. Seolah tak tahan menahan gempuran rasa jatuh cinta yang semakin menantang, akhirnya Danang berniat untuk menyatukan persimpangan jalan. Bunga baru yang ingin tumbuh itu, akan bersebelahan dengan bunga yang sudah tumbuh sejak putih abu-abu. Akan ada dua bunga di lahan yang sama.

*****

Bunga yang sudah lama tumbuh sejak putih abu-abu itu pun tetap setia tumbuh dan selalu bertumbuh. Danang tidak berniat untuk membunuh bunga itu. Bunga yang sudah lama menghiasi hari-hari Danang, baik saat susah dan senang. Danang sangat menyayangi bunga itu. Bunga yang selalu setia menunggu Danang pulang. Bunga yang selalu setia meskipun Danang enggan pulang karena ada bunga lain yang datang. Bunga yang sudah tumbuh sejak putih abu-abu itu tidak tahu akan ada bunga lain tumbuh di sebelahnya. Mereka akan berbagi ruang di hati yang sama. Danang memilih itu, pilihan yang tentunya akan mematikan salah satu bunga atau bahkan kedua bunga itu akan mati. Atau, kedua bunga itu akan tetap tumbuh dan Danang akan mati. Jika itu terjadi, kedua bunga itu akan pindah ke hati lain. Hati yang tidak akan menumbuhkan lebih dari satu bunga.

Untuk menutupi niatnya itu, Danang selalu berusaha untuk tetap memupuk bunga yang sudah lama tumbuh sejak putih abu-abu itu. Danang selalu memberi kasih dan sayangnya kepada bunga itu. Danang tidak ingin bunga yang sudah lama tumbuh itu layu dan mati. Tetapi satu yang pasti, Danang juga sayang kepada bunga baru itu.

*****

Danang merasa hubungannya dengan Bunga semakin dekat. Danang jika sudah bersama Bunga, merasa kebahagian yang sesungguhnya di sekolong langit sudah melekat, melekat erat di sepanjang pembuluh darah Danang. Saat itu, Danang sangat yakin jika Bunga memiliki perasaan yang sama dengannya. Danang selalu mencoba untuk selalu bersama Bunga jika ada kesempatan. Di sela-sela tawa Danang dan Bunga, terkadang Danang ingin mengucapkan “Aku sayang kamu Bunga”. Tetapi mulut Danang tidak sanggup berucap, seperti ada yang menghambat. Apakah bunga yang sudah lama tumbuh sejak putih abu-abu itu mulai terusik dengan kehadiran bungan baru di sebalahnya?. Hanya Danang yang tahu jawabannya, karena pada saat itu Danang juga masih sangat mencintai bunga lama yang sudah lama tumbuh itu.

Tiba-tiba, bagai petir di siang bolong, tanpa aba-aba menyambar perasaan Danang yang sedang berbunga dengan bunga baru yang sudah mulai tumbuh di sebalah bunga lama yang telah tumbuh sejak putih abu-abu itu. Kabar itu bagai panas yang dengan tiba-tiba mengeringkan aliran sungai cinta yang mengalir deras di hati Danang. Bagai tembok besar tak terlihat menghadang Danang untuk melangkah lebih jauh dalam kisah jatuh cintanya. Danang bersedih. Danang tidak akan pernah mampu merobohkan tembok itu, apapun caranya. Bunga kecil yang mulai tumbuh itu pun harus menerima takdirnya. Danang bingung apa yang harus dilakukan. Danang linglung dan hilang arah untuk menentukan arah cerita berikutnya. Mau lanjut tetapi ada tembok besar itu, mau bertahan tapi sampai kapan. Danang pun kini berada pada persimpangan jalan yang baru. Persimpangan jalan yang sudah disatukan Danang akhirnya menemukan persimpangan jalan yang tak akan bisa lagi disatukan.

******

Setelah Danang mengetahui ada tembok besar itu, dengan segala bekal dan cara berpikir Danang mencari cara untuk tetap bisa menikmati bunga baru itu. Danang tidak mematikan bunga baru itu, tetapi memindahkan bunga baru itu ke sisi lain kehidupan Danang. Danang tidak ingin bunga baru itu mati. Danang tetap ingin bunga baru itu tumbuh meskipun harus berada di sisi lain. Bunga yang sudah lama tumbuh sejak putih abu-abu itu tetap dipertahankannya, karena Danang juga sangat mencintai bunga itu. Danang ingat perjuangannya untuk menumbuhkan bunga itu sejak putih abu-abu.

Hari-hari Danang pun akhirnya kembali terisi cinta oleh bunga baru itu. Bunga bagaikan kepingan bahagia dari kehidupan Danang. Jika Bunga tidak ada, Danang merasa kebahagiannya hari itu terasa kurang. Demikan juga dengan Bunga, selalu merasa ada yang kurang jika Danang tidak ada dekatnya. Kemana-mana Danang selalu berusaha untuk selalu bersama Bunga. Bunga selalu merasa bahagia dekat dengan Danang. Satu senjata Danang yang paling disukai Bunga, Danang banyak cerita dan menghibur. Danang dan Bunga seperti cinta yang tak terlihat tetapi mematikan.

*****

Cinta yang tak kunjung jelas dan pasti, karena memang Danang tidak ingin melanjutkan kisah cintanya dengan Bunga. Bagi Danang, melihat Bunga dari kejauhan pun sudah sangat bahagia. Tibalah pada saat Danang mengetahui, ada kumbang mulai hinggap di bunga baru itu. Danang tidak bisa berbuat apa-apa. Danang hanya bisa cemburu. Bagi Danang, sepantasnya bunga baru itu dihinggapi oleh kumbang. Bunga baru itu sudah mulai menghasilkan madunya. Madu yang sangat manis dan berkualitas.

Meskipun begitu, Danang tetap mencuri kesempatan dengan Bunga. Setidaknya menyentuh tangan Bunga merupakan kebahagian yang luar biasa bagi Danang. Bunga yang tertidur di bahu Danang merupakan hal yang tak akan pernah terlupakan oleh Danang. Danang sangat ingin menjadi laki-laki yang setiap saat bahunya selalu ada untuk Bunga. Tetapi Danang tak kuasa, ada bunga lama yang sangat dicintai Danang dan sudah tumbuh sejak putih abu-abu.

*****

Kini, bunga baru yang bernama Bunga itu berada di waktu yang berbeda dengan Danang. Danang hanya bisa berharap, bunga baru yang dia lihat di sudut barisan ketika pengenalan kampus itu menemukan kumbang yang baik dan berkualitas. Karena bagi Danang, kini bunga itu adalah adek dan sahabat tempat berkeluh kesah dan curhat. Danang kini menjalani kehidupannya dengan bunga yang sudah tumbuh sejak putih abu-abu. Danang sangat mencintai bunga yang sudah dia rawat sejak putih abu-abu itu. “Bunga, semoga kau sukses dan kita bisa bertemu kembali. Mungkin masih ada cerita yang belum selesai… Aku bahagia dengan bunga ku sekarang”, ucap Danang dalam hati.

MNJ (My Name Jepri)

@saumanganya, 25 september 2020

Tantangan Gurusiana hari ke-14

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

cerita romantika kampus yang mengasyikkan...semangat Pak, salam.

25 Sep
Balas

Keren Pak Jepri. Salam literasi, salam sukses selalu. Amin.

25 Sep
Balas

cerita yang sangat menarik---salam sukses bapak

25 Sep
Balas



search

New Post