LEBAH

Lebah merupakan salah satu contoh dari Arthropoda (hewan beruas). Bukan berarti hewan ini mempunyai bentuk yang sama dengan tebu. Tetapi karena tubuh hewan ini dapat dibagi atas kepala (cephal), dada (toraks) dan perut (abdomen).

Lebah termasuk kelas serangga (insecta) dengan sayap bertipe selaput (hymenoptera). Lebah termasuk tipe serangga yang bermetamorfosis metabola dan bertipe mulut penjilat. Mulut yang bertipe penjilat ini digunakan untuk mengambil nektar pada bunga.

Penjelasan di atas hanya sebagai awalan saja untuk mengenal hewan ini. Penulis hanya ingin menyampaikan sedikit yang dia ketahui tentang lebah, kebetula karena penulis merupakan guru biologi di SMA Negeri 1 Pagai Utara.

Hewan satu ini jika diperhatikan dengan lebih baik dan teliti, banyak hal-hal positip yang dapat dijadikan pelajaran dalam hidup yang menghidupi kehidupan.

Pertama, lebah merupakan hewan yang mampu penyerbukan pada bunga. Demikianlah hendaknya kita manusia berperilaku dalam kehidupan. Kita harus bisa memberikan dampak positif bagi sesama. Ibarat lebah yang membantu penyerbukan pada bunga, maka manusia harus mampu menjadi katalis bagi sesama untuk hidup lebih baik. Bayangkan jika populasi lebah jauh berkurang atau tidak ada, maka kemungkinan keindahan bunga hanya tinggal kenangan.

Kedua, lebah merupakan tipe serangga pekerja keras. Hewan ini akan mengumpulkan nektar pada saat musim panas atau sedang tidak hujan. Lebah akan bekerja hampir 10 sampai 11 jam perhari. Ini dilakukan supaya ketika musim penghujan tiba, maka mereka mempunyai cadangan makanan yang cukup. Lebah tidak tamak. Lebah mengajarkan kita supaya lebih bekerja keras dan juga mengingatkan bahwa umur akan semakin menua. Jadi mari kita gunakan masa muda dengan baik, sebelum masa senja tiba.

Ketiga, lebah merupakan hewan berkoloni. Hal ini mengajarkan bahwa hidup tidak baik sendiri. Sebaik-baiknya hidup adalah kita berguna bagi orang lain. Bagaimana caranya berguna bagi orang lain jika kita menutup diri untuk orang lain? Berkoloni bisa diartikan sebagai simbol persatuan. Bayangkan jika lebah hanya hidup sendiri di dahan pohon, maka lebah tersebut tidak akan sanggup mengahadapi predator yang datang menyerang. Tetapi ketika mereka berkoloni, serangan seekor burung elang yang hendak menyerang pun bisa diatasi. Masakan kita manusia yang notabenenya mempunyai akal dan pikiran mau dipecah belah oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab?

Keempat, lebah merupakan hewan yang taat aturan. Lebah selalu menuruti aturan yang dibuat oleh alam. Tidak penting siapa yang membuat peraturan bahwa lebah selalu mengikuti dan melindungi satu ekor ratu, tetapi ketika ada lebah yang mencoba melanggar peraturan ini maka alam akan melakukan seleksinya sendiri. Hendaknya, manusia juga berperilaku seperti ini. Peraturan ada demi terciptanya keteraturan. Jika keteraturan sudah terwujud, maka makna sebuah kemanusiaan akan terasa hingga ke sanubari.

Masih banyak pelajaran lain yang dapat dipetik dari seekor lebah. Semoga kita manusia dapat semakin baik dan berguna bagi sesama. Tetapi sebagai penulis, ada satu prinsip yang kadang saya lakukan pada kondisi tertentu, yaitu : “terbang bagai kupu-kupu, menyengat bagai lebah”.

Pagai Utara,

Kab. Kepulauan Mentawai

@mnj (my name jepri)

Tulisan ke 42