GURU DAN MURID
GURU DAN MURID
Inspirasi cerita hari ini berasal dari peserta didik ku. Tiga hari yang lalu saya kebetulan marah dan mengarah kepada tingkat kecewa dengan mereka. Saya yang memiliki profesi sebagai guru kebetulan adalah manusia biasa yang memiliki sifat marah dan kecewa. Hukum Mendel I menjadi sumber masalah waktu itu, soal sederhana yang sudah dipelajari di tingkat SMP dan sudah saya ajari juga sampai empat contoh soal menurutku akan meningkatkan kemampuan mereka. Memang sih, kemampuan awal mereka bisa disebut sangat kurang. Saya sebagai gurunya tidak malu mengakui itu.
Waktu pengerjaan soal latihan di papan tulis, tidak ada peserta didik ku yang mau dengan sadar maju ke depan. Akhirnya ku pilih peserta didik yang menurut ku terkuat dan terlemah di kelas itu. Hasilnya? Mereka tidak tahu. Bahkan menentukan induk (parental) saja tidak tahu. Akhirnya ku coba bertanya kepada dua siswi yang menurut ku juga termasuk hebat di kelas itu. “Nak, tadi malam belajar kalian?”, ku coba bertanya dengan senyum di bibir. “Tidak Pak”, jawab mereka dengan malu-malu.
Seketika irama jantung ku semakin cepat dan darah ku mengalir cepat. Ingin rasanya ku hajar dengan hebat. Ketika ku melihat wajah peserta didik ku, tak kuasa hati untuk memarahi mereka. “Aku harus marah”, batin ku sambil berdoa agar marah ku terkendali.
Akhirnya, ceramah no jutsu ku keluarkan. Dengan nada naik turun ku sampaikan yang harus ku sampaikan. Suasana kelas yang hening bagai pagi hari yang bening. Peserta didik ku melihat aku yang belum pernah ada. Selama ini, aku mengajar dengan santai dan berusaha membuat kelas se-enjoy mungkin dan berusaha memasuki “dunia” mereka. Tetapi, untuk kali ini aku buat mereka merasakan “dunia” yang mungkin belum pernah mereka rasakan. “Selama kalian tidak menghargai diri kalian sendiri nak, yakinlah tidak akan ada manusia lain menghargai kalian. Kalian akan tetap menjadi manusia-manusia pesuruh, akan dibodoh-bodohin orang lain dan lain sebagainya”, kataku waktu itu dengan nada tinggi.
“Berusahalah lebih kuat, jadilah orang-orang kuat sekarang agar kelak menjadi orang hebat. Tak ada hebat tanpa usaha kuat dan menyakitkan. Jika seandainya belajar itu enak, maka tidak akan orang-orang yang cabut waktu belajar. Sekarang pilih mana nak? Sakit sekarang saat belajar atau sakit kelak ketika engkau harus duduk di lampu merah atau mengais sampah demi perut mu yang sejengkal itu”, kataku kembali sambil beberapa kali menatap mereka dengan tajam dan hentakan sepatu di lantai.
Akhirnya, kami sepakatilah perjanjian Mendel I. Kami sebut perjanjian Mendel I karena peristiwa ini terjadi pada saat pembelajaran Hukum Mendel I. Isi perjanjian itu adalah sebagai berikut : “Peserta didik harus belajar setiap malam dengan mata pelajaran bersifat bebas dan dituliskan dalam buku setebal 30 lembar sebagai bukti kemudian diberikan kepada Bapak Jepri disetiap pagi hari. Jika tidak diberikan, maka tidak berhak mengikuti kelas Bapak Jepri”.
Sebenarnya, agak berat membuat dan menyepakati perjanjian ini. Tetapi bagaimana lagi, perubahan harus dimulai. Mungkin dengan pura-pura belajar setiap malam,maka akan menjadi keseriusan dikemudian hari. Karena ada pepatah mengatakan “ala bisa karena biasa”
Besok paginya di meja saya benar-benar ada setumpuk buku. Ku buka satu persatu, “Luar biasa, mudah-mudahan terus bertahan nak”, batinku sambil senyum dan mengingat wajah anak-anak itu.
Tibalah saatnya kembali masuk di kelas itu, ku buka pembelajaran dengan cara yang biasa. Mendel I kembali menjadi materi. Hasilnya? Mereka seperti minum cendol. Lancar tetapi masih memiliki beberapa butiran yang harus di haluskan. Belum bisa seperti minum air. “Ternyata, mereka bisa juga”, kata hatiku dengan senang hati dan riang gembira.
Saumanganya, Pagai Utara
@mnj (My Name Jepri)
Tulisan - 3
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
GURU DAN MURID, keren ulasannya
Terimakasih banyak bu. Mohon bimbingannya Bu..